411. “Dengan diamnya antah-karana lewat samãdhi[1], nikmatilah keagungan tanpa batas dari Sang Diri-jati. Dengan penuh semangat hancurkanlah belenggu bau harum-busuk dari kelahiran dan kematian; jadilah ia yang telah mencapai tujuan-akhir dari kelahiran berjasad manusia ini!

412. “Bebas dari semua identifikasi- diri keliru itu, sadarilah Diri-jati sebagai perwujudan dari Eksistensi Sejati – Kesadaran Murni – Kebahagiaan Abadi yang tiada tara, yang tak tunduk pada lingkaran-setan kelahiran dan kematian!”

Friday, May 30, 2008



Mari kita rayakan dengan penuh suka cita hari sucinya ilmu pengetahuan

Monday, May 19, 2008

Om Swastyastu,

Sesuai dengan agama dan tradisi di Bali, manusia Bali Hindu sesungguhnya manusia yang penuh ritual agama yang terbungkus dalam Manusa Yadnya dan Pitra Yadnya. Ritual agama itu dilakukan terhadap manusia Bali Hindu dari sejak dalam kandungan, dari lahir sampai menginjak dewasa, dari dewasa sampai mulih ke tanah wayah (meninggal).

Pemberkahan demi pemberkahan dilakukan untuknya dengan segala bebantenan serta mantra-mantranya agar munusia Bali Hindu itu menjadi manusia yang berbudi luhur atau memiliki sifat kedewataan di mayapada ini dan bisa amoring acintya dengan Sanghyang Widhi di alam vaikunta (alam keheningan).

Inilah daftar ritual agama yang dilakukan manusia Bali Hindu sesuai dengan tradisi di Bali:

1. Pegedong-gedongan - dilakukan saat kehamilan berumur 175 hari ( 6bulan kalender).
Upacara pertama sejak tercipta sebagai manusia.
2. Bayi Lahir - upacara angayu bagia atas kelahiran. Perawatan terhadap ari-ari si bayi.
3. Kepus Puser - bayi mulai diasuh Hyang Kumara.
4. Ngelepas Hawon - dilaksanakan pada bayi berumur 12 hari.
5. Kambuhan - upacara bulan pitung dina (42 hari), perkenalan pertamamemasukkan tempat
suci pemrajan.
6. Nelu Bulanin/Nyambutin - upacara tiga bulanan (105 hari),penekanannya agar jiwatma sang
bayi benar-benar berada pada raganya.
7. Otonan (Oton Tuwun) - upacara saat pertama bayi menginjakan kakinyapada Ibu Pertiwi
(210 hari).
8. Tumbuh Gigi - mohon berkah agar gigi si bayi tumbuh dengan baik.
9. Meketus - si anak sudah tidak lagi diasuh Hyang Kumara (tidak lagimebanten di pelangkiran
Hyang Kumara)
10. Munggah Daha - upacara menginjak dewasa, saat-saat merasakangetaran asmara.
11. Potong Gigi - simbolis pengendalian Sad Ripu.
12. Mawinten - mohon waranugraha utk mempelajari ilmu pengetahuan.
13. Upacara Perkawinan - (a) medengen-dengenan (mekala-kalaan) , (b) natab.
14. Upacara Ngaben/Palebon - pengembalian panca mahabuta.
15. Upacara Nyekah/Malagia - Atma Wedana yang dilanjutkan denganngelingihin Betara Hyang
di pemrajan.
Semua upacara di atas disertai dengan bebantenan sesuai dengan fungsi atau peruntukannya. Daftar ritual agama di atas menunjukkan bahwa manusia Bali Hindu secara tradasi penuh dengan ritual agama. Seolah-olah tiada hidup tanpa ritual agama baik pada dunia maya inimaupun pada dunia akhirat (sekala dan niskala). Jika semua upacara itu bisa diterapkan sesuai dengan aturannya, maka manusia Bali diharapkan menjadi manusia yang memiliki sifat yang mengarah kesifat kedewataan, pergerakan perilaku dari tamasik- rajasik mengarah ke rajasik-satwika atau bahkan pada satwika. Perputaran perilaku itu dapat dihasilkan dari begitu dalam makna tahap demi tahap ritual agama itu utk menghantarkan menjadi manusia yang bersifat rajasik-satwika atau satwika dari getaran-getaran energi positif getaran bebantenan dan mantra-mantranya secara sinergistik.

Dari sekian banyak upacara yang mesti dilakukan, sudah pasti ada variasi penerapannya dalam dunia modern ini dimana manusia termasuk manusia Bali Hindu kena imbas dalam memaknai hidup secara budaya modern. Sepertinya sangat jarang yang menuruti 100% upacara itu, atau bahkan masih banyak yang menerapkannya 100%?

Walaupun demikan manusia Bali masih mendapat penghormatan sebagai manusia dalam pergaulan dalam peran sebagai mahluk sosial. Bahkan ada kesan bahwa orang Bali itu dapat menyejukkan jika bersentuhan dalam berinteraksi sosial dengan mahluk homo sapien di jagat raya ini. Adakah dampak spiritual dari ritual agama itu terhadap pembentukanmanusia Bali Hindu?


"Om Samaniwah akusih samaniwah dayaniwah, samanamas to va mano Jatihva susaha sati."

OM Hyang widhi, satukanlah kami dalam pemikiran, dalam pendapat, dalam
perkataan, serta pelaksanaan yang berdasarkan mufakat, seperti halnya para Deva
yang bersatu padu dalam membangun sorga kehidupan.