411. “Dengan diamnya antah-karana lewat samãdhi[1], nikmatilah keagungan tanpa batas dari Sang Diri-jati. Dengan penuh semangat hancurkanlah belenggu bau harum-busuk dari kelahiran dan kematian; jadilah ia yang telah mencapai tujuan-akhir dari kelahiran berjasad manusia ini!

412. “Bebas dari semua identifikasi- diri keliru itu, sadarilah Diri-jati sebagai perwujudan dari Eksistensi Sejati – Kesadaran Murni – Kebahagiaan Abadi yang tiada tara, yang tak tunduk pada lingkaran-setan kelahiran dan kematian!”

Monday, August 25, 2008

Ni Putu Junita Laguna Dharma Putri anak I Wayan Lacung telah pulang

Satu lagi warga Pura Ibu Pasek Gelgel Sawangan telah menutup harapannya tumbuh menjadi dewasa.
Menjelang perayaan Pujawali Ida Bhetara Susunan di Pura Ibu Pasek Gelgel Sawangan, yang jatuh pada hari Selasa Umanis wuku Kuningan (satu hari setelah Pemacekan Agung) tanggal 26 Agustus 2008.
Anak dari I Wayan Lacung dengan Ni Wayan Gunarsi, atmanya telah pergi dari sang raga pada hari Sabtu/ Saniscara Pon tanggal 23 Agustus 2008 dan dikubur pada hari Minggu tanggal 24 Agustus 2008 dengan upacara Ngelungah atas penugrahan Ida Pedanda Oka Griya Timbul.
Belum beranjak dewasa ia telah pergi menuju alamnya....
Belum sempat menikmati arti kebenaran dan kesalahan...
Belum pernah menikmati keindahan dan keburukan...
Ia telah pulang lebih dahulu...
semoga ia tidak lagi menerima punarbhawa....
semoga ia Amoring Acintya....
Namaste,

TANGKIL KE PURA SADKAHYANGAN LEMPUYANG LUHUR


Sadkahyangan Agung Lempuyang Luhur adalah Pura Penyungsungan Jagat Bali Hindu. Kalau ditinjau dari sisi topografi terletak di ujung Timur Pulau Bali, pada suatu dataran tinggi (pegunungan), jelasnya :
Di Banjar/Desa Adat Purwayu, Desa Tista, Kec. Abang, Kab. Karangasem, Bali.
Bila akan memedek ke Pura Sadkahyangan Agung Lempuyang Luhur, melalui Kec. Abang, ada dua jalur, yaitu :
1. Jalur Kemuda/Purwayu : melalui Desa Ngis Tista, Kemuda, Penataran Agung Lempuyang Luhur di Purwayu, Telaga Mas, Pasar Agung dan akhirnya sampailah di Lempuyang Luhur.
2. Jalur Basangalas; melalui Desa Ngis Tista, Basangalas, Desa/Banjar Gamongan, Telaga Sawangan, Lempuyang Madya (Parahyangan Mpu Gni Jaya) lanjut menuju luhuring Lempuyang Madya, Pucak Bisbis, sampai di Pasar Agung dan dan akhirnya sampai di Lempuyang Luhur.
Jro Mangku Lempuyang Luhur tinggal di Desa Kemuda
Jro Mangku Lempuyang Madya tinggal di Banjar Gamongan.
Pada hari kamis wuku dungulan ini pada tanggal 21 Agustus 2008 saya tangkil ring Ida Bhetara Lempuyang Luhur. Ida Bhetara yang berstana disana sering disebut Ida Bhetara Hyang Agnijaya yang juga disebutkan mengemban Ida Bhetara Hyang Iswara.
Adapun Bhisama Ida Bhetara Hyang Agnijaya yang patut kita hayati adalah sebagai berikut :
"Wastu kita wong Bali, yan kita lali ring Kahyangan, tan bakti kita, ngedasa temwang sapisan, ring Kahyangan nira Hyang Agni Jaya, moga kita tan dadi jadma, wastu kita ping tiga kneng sahupa drawa."
"artinya Semoga engkau orang Bali, kalau engkau lupa kepada Kahyangan-Ku, tidak menyembah bhakti sekali sepuluh tahun, di Kahyangan Hyang Agni Jaya, semoga tidak lahir sebagai manusia kembali, semoga tiga kali kena kutukan"
Begitulah linging Bhisama Ida Bhetara Hyang Agni Jaya yang selalu menjadi pedoman bagi Umat Hindu di manapun mereka berada. Setidaknya setiap sepuluh tahun Umat Hindu yang berasal dari Bali wajib menghaturkan sembah bhakti kehadapan beliau.
Semoga kita umat sedharma diberikan kekuatan lahir dan bhatin untuk bersujud kehadapan-Nya sehingga kita tan keneng upadrawa.


"Om Samaniwah akusih samaniwah dayaniwah, samanamas to va mano Jatihva susaha sati."

OM Hyang widhi, satukanlah kami dalam pemikiran, dalam pendapat, dalam
perkataan, serta pelaksanaan yang berdasarkan mufakat, seperti halnya para Deva
yang bersatu padu dalam membangun sorga kehidupan.