411. “Dengan diamnya antah-karana lewat samãdhi[1], nikmatilah keagungan tanpa batas dari Sang Diri-jati. Dengan penuh semangat hancurkanlah belenggu bau harum-busuk dari kelahiran dan kematian; jadilah ia yang telah mencapai tujuan-akhir dari kelahiran berjasad manusia ini!

412. “Bebas dari semua identifikasi- diri keliru itu, sadarilah Diri-jati sebagai perwujudan dari Eksistensi Sejati – Kesadaran Murni – Kebahagiaan Abadi yang tiada tara, yang tak tunduk pada lingkaran-setan kelahiran dan kematian!”

Wednesday, September 02, 2009

NGIRING NYEKAH RING SANUR

Rangkaian Upacara Nyekah ring Griya Puseh Sanur, yang diikuti oleh para Sisyan Ida Pedanda Istri Ngurah ring Griya Gede Puseh Sanur. Untuk pengiring dari Pura Ibu Pasek Gelgel Sawangan yang diikuti pula oleh Pura Dadia Pasek Sumerta Sawangan, Pura Dadia Arya Medura Sawangan mengawali upacara dengan Upacara Nuntun di Pantai Geger.
Upacara Nuntun dilakukan pada hari Minggu tanggal 30 Agustus 2009 kira-kira pukul 11.00 Wita. Selain dari Sawangan ada juga yang melakukan penuntunan dari Banjar Peminge yang ikut ngiring di Griya Gede Puseh Sanur yaitu warga Pura Ibu Pasek Sumerta Peminge, Istrinya Pak Rampun. Pengiring dari Banjar Peminge yaitu Keluarga Mangku Kengsi, I Wayan Ramat, I Sengat (Keluarga I Wayan Tara).

Setelah dilakukannya upacara nuntun di Pantai Geger, lalu dilanjutkan dengan upacara nganggetin di Depan Griya Ngenjung Sanur. Upacara nganggetin dimulai kira-kira pukul 14.00 wita pada hari yang sama.



Pada hari Selasa tanggal 1 September 2009, untuk keluarga I Wayan Ronci dan I Made Ugi melakukan dresta, mabina krama dengan ngundang makan bersama seluruh ijasan dan beberapa orang yang punya hubungan kekerabatan dengan Ni Molog dan Ni Rabig yang diupacarai ngiring Nyekah di Griya Gede Puseh Sanur.

Tepat pada hari Purnama Ketiga hari Jumat tanggal 4 September 2009 dilaksanakan Upacara pengesengan di halaman Griya Gede Puseh Sanur. Upacara pengesengan ini diikuti oleh total jumlah puspa sebanyak kurang lebih 300 puspa dari berbagai daerah yang menjadi sisya Ida Bhetara Pedanda Istri Ngurah Griya Gede Puseh diantaranya dari Daerah Kedonganan, Gianyar, Panjer, Sawangan dan Sanur.


Sekitar 6.000 orang lebih terlibat dalam upacara pengesengan tersebut, sehingga memadati areal pengesengan yang dilangsungkan di bilangan Jalan Tukad Bilok Banjar Puseh Sanur. Penuh sesak orang-orang yang ingin terlibat dalam upacara tersebut membuat suasana riuh berebut untuk dapat ambil bagian dalam upacara tesebut. Upacara baru berlangsung dinihari hari Sabtu tanggal 5 September 2009 sekitar pukul 04.30 Wita, yang diawali dengan mundut Puspa ke masing-masing tempat pengesengan.
Upacara pengesengan dilaksanakan dengan kidmat oleh para ahli-ahli dalam upacara tersebut. Silih berganti anggota keluarganya masuk dan keluar dari tempat pengesengan, membuat suasana menjadi semakin riuh. Sesekali terdengar gumaman orang-orang yang tidak dapat masuk ke tempat pengesengan sehingga membuat suasana pada saat itu menjadi rame oleh kibasan kipas tradisional dan kobaran api yang membakar puspa masing-masing keluarga yang ikut upacara pengesengan tersebut. Setelah semuanya terbakar dan telah menjadi abu barulah kemudian dimasukkan ke dalam Bungkak Nyuh Gading yang telah dipersiapkan, untuk kemudian di hias menjadi adegan untuk di anyut ke pantai.
Sekitar pukul 07.30 Wita, usai sudah upacara pengesengan, lalu kemudian semua adegan beriring-iringan berjalan ke Pantai Matahari Terbit Sanur. Oleh karena saking banyaknya pengikut penyekahan ini, maka tak elak bilangan jalan Griya Puseh menuju Pantai Matahari Terbit menjadi macet total. Kurang lebih pukul 09.30 wita sampailah semua di Pantai Matahari Terbit.
Di pantai masih pula ada upacara yang harus diikuti oleh semua pengiring seperti upacara natab banten penganyutan sampai dengan menyembah adegan dan akhirnya melakukan upacara pepegat, barulah akhirnya adegan dianyut ke pantai.

Deburan ombak Pantai Matahari Terbit menggerus semua adegan yang dianyut oleh masing-masing pengiring dan akhirnya bersatu dengan laut. Upacara berakhir kira-kira pukul 11.00 Wita.



Dengan berakhirnya upacara penganyutan tersebut, bukan berarti berakhir rangkaian upacara penyekahan ini, karena masih ada upacara Nuntun lan Mendem ring pura dadia masing-masing.
Pada hari Senen tanggal 7 September 2009 dilaksanakan lagi upacara Nuntun di Pantai Matahari Terbit dan kemudian adegan diiring ke pura dadia masing-masing. Upacara nuntun dilanjutkan dengan Upacara Mendem. Upacara mendem di Pura Dadia Pasek Gelgel Sawangan dilangsungkan mulai pukul 19.30 dan berakhir pukul 01.30 Wita dini hari. Prosesi upacara ini dipuput oleh Ida Pedanda Nabe Oka Timbul di Griya Timbul dan dibantu oleh beberapa Dayu Tukang, termasuk Ida Ayu Jegeg dan Jero Seroja.
Dengan berakhirnya upacara pemendeman ini maka berakhirlah rankaian upacara penyekahan yang berlangsung mulai tanggal 30 Agustus 2009 dengan upacara nuntun di Pantai Geger.


"Om Samaniwah akusih samaniwah dayaniwah, samanamas to va mano Jatihva susaha sati."

OM Hyang widhi, satukanlah kami dalam pemikiran, dalam pendapat, dalam
perkataan, serta pelaksanaan yang berdasarkan mufakat, seperti halnya para Deva
yang bersatu padu dalam membangun sorga kehidupan.