411. “Dengan diamnya antah-karana lewat samãdhi[1], nikmatilah keagungan tanpa batas dari Sang Diri-jati. Dengan penuh semangat hancurkanlah belenggu bau harum-busuk dari kelahiran dan kematian; jadilah ia yang telah mencapai tujuan-akhir dari kelahiran berjasad manusia ini!

412. “Bebas dari semua identifikasi- diri keliru itu, sadarilah Diri-jati sebagai perwujudan dari Eksistensi Sejati – Kesadaran Murni – Kebahagiaan Abadi yang tiada tara, yang tak tunduk pada lingkaran-setan kelahiran dan kematian!”

Wednesday, February 29, 2012

I Wayan Duana menutup usia


Om Swastyastu,
Om Ano Badrah Kratawo Yantu Wiswatah,

Rabu tanggal 29 Februari 2012 pukul 02.45 Wita Kakak kami I Wayan Duana ayah I Wayan Hendra dan Kadek Koko Mitsua Antara serta Kakek dari Putu Siyoshi Winandra warga Pura Ibu Pasek Gelgel Sawangan telah mengakhiri swadarmanya di maya pada ini. Beliau tersenyum lebar melepas semua beban yang dipikulnya untuk kembali kepada-Nya. Kami semua merasa kehilangan sosok yang tegas dan berjiwa berani untuk memutuskan dan menengahi segala yang terjadi dalam keluarga kami. Sesungguhnya kami merasa berat dengan pulangnya kakak kami, tapi kami telah bertekad untuk melanjutkan segala pikiran dan perencanaan yang telah ia buat untuk kebaikan kami sekeluarga. Semoga semua keluarga besar ikut mendoakan kepergiannya dan segala tabungan kebaikan yang telah ia lakukan menjadi bekal untuk menuju-Nya, Amoring Acintya.
Mengenai upacara atiwa-tiwa dilakukan pada hari Senen tanggal 5 Maret 2012, sebagai tanda dharma bhakti kami kepada kakak, ayah dan kakek tercinta.

Upacara Pengabenan dimulai dari prosesi upacara sebagai berikut :

Pada tanggal 5 Maret 2012 kira-kira pukul 05.30 wita, warga tempekan I Komang Suarnata (Kesinoman) melakukan penggalian kuburan (Ngeluang) sampai selesai yang kemudian dirangkaikan dengan mepapag (upacara penyambutan) di Pintu Rumah (Lebuh) yang dipuput oleh Jero Mangku Prajapati (Jro Mangku I Made Rabih) kurang lebih pukul 07.15 wita, pada saat ini juga dilakukan upacara pemrayascita Bale-balean (Wadah) tempat untuk mengusung peti mayat. Setelah usai upacara mepapag di lebuh, kemudian dilakukan upacara pebersihan untuk mayat yang dipuput oleh Ida Bagus Putu dari Grya Santrian, okan Ida Pedanda Anom Grya Santrian dan Ida Bagus Gde dari Grya Timbul Sanur okan Ida Pedanda Oka Grya Timbul Sanur. Usai upacara pebersihan dirangkai dengan upacara natab banten oton yang dipuput oleh Jero mangku Wayan Arsa, kemudian mayat yang sudah dipetikan disemayamkan sementara di bale mundak untuk menunggu upacara-upacara yang lain. Rangkaian upacara selanjutnya adalah upacara nyuntik kajang yang dipuput oleh Ida Bagus Putu dan Ida Bagus Gede serta para Ida Ayu. Seusai dilakukannya upacara nyuntik kajang, barulah kemudian dilakukan upacara meperas. Upacara meperas merupakan penghormatan terakhir kepada yang meninggal oleh cucu, kumpi, cicit, klab dan seterusnya.
Setelah usai dilakukan upacara meperas, kemudian dilanjutkan dengan upacara mepepegat di lebuh, sebagai tanda untuk melepaskan dan mengiklaskan kepergian yang telah meninggal, agar dapat menyatu dengan-Nya. Setelah selesai prosesi upacara tersebut, kemudian mayat diusung ke Wadah/bale-balean yang sudah dipersiapkan di Ajeng Pura Penaweng sesuai petunjuk Jero Mangku Ratig. Setelah mayat telah naik ke bale-balean, barulah diusung menuju pemakaman (Setra) Desa Adat Peminge. Kira-kira pukul 13.30, perjalanan kakak kami menuju pemakaman diiringi oleh hujan sepanjang perjalanan. Rasa syukur selalu kami panjatkan kehadapan-Nya, karena telah menganugrahkan jalan untuk kakak kami tercinta. Turunnya hujan bagaikan taburan bunga ilahi dan tirtha sanjiwani yang akan memberikan dan membukakan jalan buat kakak kami menuju tempat peristirahatan jasadnya yang terakhir.
Sesampainya di tempat pemakanan, dilanjutkan lagi dengan upacara ngentas sebelum mayat dimakamkan. Upacara ngentas juga dirangkai dengan ngemargiang tirtha pengentas, penembak dan pengeseng. Setelah selesai dilakukan upacara tersebut, kemudian dilanjutkan dengan pemakaman mayat dan pengambilan tanah di tempat pemakaman untuk kemudian di-reka sebagai rangkaian upacara ngadegang, sebagai simbolis meningkatkan status atma, yang kemudian dilanjutkan dengan upacara nganyut ke segara setelah selesainya prosesi upacara nyembah dan mepepegat sebelum di anyut.

Demikianlah rangkaian upacara pengabenan kakak kami I Wayan Duana, semoga semua doa yang telah mengiringi pulangnya kakak kami ke alam sejati mendapat penerangan untuk menyatu dengan-Nya.

Tattwatma naryatma
Swadah Ang Ah
Om swargantu, moksantu, sùnyantu, murcantu
Om ksàma sampurnàya namah swàha


astungkara,
namaste,

Sunday, February 26, 2012

Odalan ring Pura Ibu Pasek Gelgel Sawangan

Berawal dari Saraswati, Sugian Jawa, yang merupakan awal dari proses perjalanan pulekerti di Pura Ibu Pasek Gelgel Sawangan sampai dengan Pujawali-nya Ida Bhetara Susunan dan Dewa Hyang yang masing-masing jatuh pada hari Selasa wuku Kuningan dan Rabu wuku Langkir, berjalan lancar. Warga Pura Ibu Pasek Gelgel Sawangan, merasa senang hatinya untuk menghaturkan segala upakara dan upacara untuk ketentraman alam beserta isinya.

Besar harapan warga Pura Ibu Pasek Gelgel, semoga di hari-hari piodalan Ida Bhetara, berjalan sesuai dengan harapan kita semua.


"Om Samaniwah akusih samaniwah dayaniwah, samanamas to va mano Jatihva susaha sati."

OM Hyang widhi, satukanlah kami dalam pemikiran, dalam pendapat, dalam
perkataan, serta pelaksanaan yang berdasarkan mufakat, seperti halnya para Deva
yang bersatu padu dalam membangun sorga kehidupan.