SEGEHAN
Di dalam Kitab Sundarigama
dijelaskan, pancawara kliwon merupakan hari beryoganya sang hyang siwa
dengan menghaturkan wangi wangian (canang sari) di sanggah/pelinggih
dan di tempat tidur (pelangkiran) untuk segehan di halaman sanggah,
halaman rumah, pintu gerbang, menghaturkan segehan kepel (nasi putih yg
dikepal)dijadikan 1 tanding , di halaman sanggah ditujukan pada sang
bhuta bucari, pekarangan rumah untuk kala bucari, di gerbang untuk
dhurga bucari. Nah apabilah kajeng (triwara) bertemu kliwon(pancawara)
maka upakaranya sama dengan pancawara kliwon, namun di pintu gerbang
ditambah segehan lima warna sebanyak 5 tanding yaitu nasi berwarna
putih, merah, kuning, hitam, dan campuran ke4 warna (berunbun)
dihaturkan di pintu gerbang disertai tetabuhan (dituangi) tuak arak
berem, seraya memanggil bhuta bucari, kala bucari, dan durga bucari. Di
kanan kiri pintu gerbang menghaturkan canang wangi2 yg dihaturkan pada
dhurga dewi. Diharapkan dengan menghaturkan itu penghuni rumah bisa
hidup harmonis, dan sang tiga bucari tidak mengganggu. Kirang langkung
nunas ampura.
No comments:
Post a Comment