MAKNA KAJANG
Art taksu
#art_taksu
IG @art_taksu
Kajang
berasal dari bahasa kawi yang artinya penutup, atau kerudung. Kajang
adalah salah satu piranti upacara Pengabenan. Kajang ini terbuat dari
selembar kain putih dengan panjang
kurang lebih satu setengah meter (3 hasta). Dalam lembaran kain tersebut
ditulisi dengan gambar-gambar tertentu dan aksara-aksara modre yang
memiliki nilai-nilai magis sebagai simbol kelepasan. Dalam membuat
kajang ini, tidak sembarang orang boleh membuatnya, biasanya orang yang
berhak membuat adalah Sang Sulinggih (dwijati) , orang yang
ditunjuk/mendapat anugrah dari Sulinggih untuk nyurat kajang, atau
pemangku kawitan.
Cerita
awal tentang kajang ini terdapat dalam Kakawin Bharatayudha, diceritakan
dalam kakawin tersebut Dewi Hidimbi meminta sebuah kerudung kepada Dewi
Drupadi untuk menutup diri dalam perjalanan yang panas untuk menemui
nenek moyang (leluhur) agar tidak mendapat rintangan dalam perjalannya
menuju Swarga. Dalam kisah ini tersirat nilai yang sangat mendalam
tentang fungsi, dan makna penggunaan kajang dalam upacara ngaben.
Kajang ini sesungguhnya ada dua macam, yaitu :
Kajang Siwa
Kajang Siwa adalah kajang yang diperoleh dari Sang Sulinggih (Pedanda, Sri Empu, Dukuh, Bhagawan, dll) yang muput upacara bersangkutan.
Kajang Siwa adalah kajang yang diperoleh dari Sang Sulinggih (Pedanda, Sri Empu, Dukuh, Bhagawan, dll) yang muput upacara bersangkutan.
Kajang Kawitan
Kajang Kawitan adalah kajang yang diperoleh dengan cara nunas kepada Bhatara Kawitan, di Pura Kawitan warga masing-masing. Kajang Kawitan ini akan berbeda antar setiap soroh/clan, seperti misalnya Kajang Pasek, Pande dll
Kajang Kawitan adalah kajang yang diperoleh dengan cara nunas kepada Bhatara Kawitan, di Pura Kawitan warga masing-masing. Kajang Kawitan ini akan berbeda antar setiap soroh/clan, seperti misalnya Kajang Pasek, Pande dll
Kajang merupakan simbol atman yang dilukiskan dengan
aksara dan gambar-gambar suci, penggunaan kajang ini dalam upacara
pengabenan adalah diletakkan diatas jenazah/petinya seperti selimut.
Sebelum dapat digunakan sesuai dengan nilai spiritualnya harus
dilaksanakan upacara Ngajum Kajang, mengenai upacara ini akan diulas
khusus pada artikel selanjutnya. Setelah selesai ngajum kajang barulah
kajang ini dinyatakan telah memiliki nilai spiritual atau daya magis,
pada saat pemberangkatan jenazah menuju kuburan (Setra/Patunon) kajang
ini diletakkan di atas jenazah yang diusung menggunakan wadah/bade, dan
nantinya akan dibakar bersama jenazah.
Kajang memiliki nilai spiritual sebagai tanda restu dari sanak keluarga, Sang Sulinggih, dan Bhatara Kawitan terhadap kepergian Sang Lina (mati) untuk manunggal kepada Ida Sanghyang Widhi Wasa.
Kajang memiliki nilai spiritual sebagai tanda restu dari sanak keluarga, Sang Sulinggih, dan Bhatara Kawitan terhadap kepergian Sang Lina (mati) untuk manunggal kepada Ida Sanghyang Widhi Wasa.
Identitas persaudaran di alam
sana tidak ditentukan lagi oleh kelahiran dari ibu yang sama, dadia yang
sama, melainkan dari kajang kawitan tersebut.
Identitas kajang kawitan yang mempersatukan kita nanti dengan saudara-saudara kita.
Selain itu, kajang kawitan juga menuntun supaya orang kembali ke hakikatnya.
Sekecil apapun upacara pengabenan, kajang menjadi sebuah keharusan karena merupakan sebuah identitas.#art_taksu
IG @art_taksu
No comments:
Post a Comment