411. “Dengan diamnya antah-karana lewat samãdhi[1], nikmatilah keagungan tanpa batas dari Sang Diri-jati. Dengan penuh semangat hancurkanlah belenggu bau harum-busuk dari kelahiran dan kematian; jadilah ia yang telah mencapai tujuan-akhir dari kelahiran berjasad manusia ini!

412. “Bebas dari semua identifikasi- diri keliru itu, sadarilah Diri-jati sebagai perwujudan dari Eksistensi Sejati – Kesadaran Murni – Kebahagiaan Abadi yang tiada tara, yang tak tunduk pada lingkaran-setan kelahiran dan kematian!”

Wednesday, April 08, 2009

Anaknya I Nyoman Widya lahir muda dan telah berpulang

Adalah hari yang sangat menyedihkan bagi semeton Pasek Gelgel Sawangan I Nyoman Widya..
Belum sempat menghirup udaranya bhuwana anaknya I Nyoman Widia yang baru berumur 4-5 bulan dalam kandungan telah pergi tanpa minta apapun dari orang tuanya...
Pada malam hari kira-kira pukul 02.00 Wita dini hari, dalam hitungan hari pawukon masih termasuk Hari Selasa Kliwon Wuku Medangsia, bertepatan dengan Piodalan di Pura Sad Kahyangan Uluwatu, tanggal 7 April 2009 ia telah lahir tanpa menghela napas sedikitpun.
Upacara ngelungah dilakukan pada hari Rabu Umanis wuku Medangsia pada sore hari.

Proses makekelud akan dilakukan pada hari ke-21 yaitu pada tanggal 29 April 2009.
Walaupun konsistensi prajuru Dadia Pura Ibu Pasek Gelgel Sawangan kurang dapat di pahami, tetapi proses tersebut harus tetap dijalankan untuk menjaga keutuhan dresta.
Tidak kosisten dimaksud karna pada saat meninggalnya anak I Nyoman Dorin yang juga "ngaba mala" hanya ngambil sebel/cuntaka 7 hari, tepatnya dilakukan pada tanggal 11 Maret 2009 setelah dikuburkan pada tanggal 5 Maret 2009.

Yah begitulah harus tetap dimaklumi karna kurang profesionalnya prajuru Pura Ibu Pasek Gelgel Sawangan...

Tapi haruskah ini terus terjadi..????

Namun...............

Semoga ia yang pergi dengan sisa karmanya dan amoring acintya menyatu dengan-Nya...

Namaste,

No comments:


"Om Samaniwah akusih samaniwah dayaniwah, samanamas to va mano Jatihva susaha sati."

OM Hyang widhi, satukanlah kami dalam pemikiran, dalam pendapat, dalam
perkataan, serta pelaksanaan yang berdasarkan mufakat, seperti halnya para Deva
yang bersatu padu dalam membangun sorga kehidupan.