411. “Dengan diamnya antah-karana lewat samãdhi[1], nikmatilah keagungan tanpa batas dari Sang Diri-jati. Dengan penuh semangat hancurkanlah belenggu bau harum-busuk dari kelahiran dan kematian; jadilah ia yang telah mencapai tujuan-akhir dari kelahiran berjasad manusia ini!

412. “Bebas dari semua identifikasi- diri keliru itu, sadarilah Diri-jati sebagai perwujudan dari Eksistensi Sejati – Kesadaran Murni – Kebahagiaan Abadi yang tiada tara, yang tak tunduk pada lingkaran-setan kelahiran dan kematian!”

Sunday, June 12, 2016

Bercerminlah pada Panca Pandawa


1. Pertama kali Bima yg mati.
Pada saatnya nanti, tenaga besar yg kau sombongkan itu meninggalkanmu pertama kalinya.
2. Kedua kalinya Arjuna yg mati.
Ketampanan, kesaktian, juga harta benda yg kau sombongkan itu meninggalkanmu berikutnya.
3. Ketiga kalinya Nakula yg mati.
Makanan (sekula) enak-enak yg kau sombongkan meninggalkanmu ditahap ketiga.
4. Keempat kalinya Sahadewa yg mati.
Kepradnyanan, keahlian, ketrampilan yg kau sombongkan meninggalkanmu selanjutnya.
Hanyalah Dharma yg diikuti seekor anjing (asu = asuba karma dan suba karma) yg kau bawa pulang ke desa tuamu.

No comments:


"Om Samaniwah akusih samaniwah dayaniwah, samanamas to va mano Jatihva susaha sati."

OM Hyang widhi, satukanlah kami dalam pemikiran, dalam pendapat, dalam
perkataan, serta pelaksanaan yang berdasarkan mufakat, seperti halnya para Deva
yang bersatu padu dalam membangun sorga kehidupan.