411. “Dengan diamnya antah-karana lewat samãdhi[1], nikmatilah keagungan tanpa batas dari Sang Diri-jati. Dengan penuh semangat hancurkanlah belenggu bau harum-busuk dari kelahiran dan kematian; jadilah ia yang telah mencapai tujuan-akhir dari kelahiran berjasad manusia ini!

412. “Bebas dari semua identifikasi- diri keliru itu, sadarilah Diri-jati sebagai perwujudan dari Eksistensi Sejati – Kesadaran Murni – Kebahagiaan Abadi yang tiada tara, yang tak tunduk pada lingkaran-setan kelahiran dan kematian!”

Monday, March 23, 2015

Ni Ketut Waluh meninggal dunia

Setelah berjuang melawan sakit diabetes, tepat pada malam pengrupukan yang merupakan rangkaian Hari Raya Nyepi tahun Caka 1937, pada hari Sukra, Beteng Pon, tanggal 20 Maret 2015, kira-kira pukul 22.30 Wita telah berpulang warga Pura Ibu Pasek Gelgel Sawangan yang namanya Ni Ketut Waluh.
Upacara atiwa-tiwa akan mengambil tingkatan Upacara Sawa Prakerti khususnya Pranawa dengan rankaian upacaranya memakai sarana Damar Kurung, Tarpana Saji yang dipuput oleh Ida Pedanda Anom Griya Santrian.

Mengenai kajang yang dipakainya adalah sebagai berikut :
1. Kajang Kawitan ring Jro Mangku Lila sebanyak 1 buah yang akan diajum dan kajang pengringkes satu  set termasuk daun pisang kaikik.
2. Kajang Kawitan ring Jro Mangku Suwandi sebanyak 1 buah.
3. Kajang Kawitan ring Jro Mangku Srada sebanyak 2 buah, 1 buah Kajang Gede yang akan diajum dan satu lagi akan dipakai rurub.
4. Kajang Pemuput saking Ida Pedanda Oka Griya Timbul.

Demikianlah gambaran kecil pelaksanaan Upacara Atiwa-tiwa Ni Ketut Waluh.

Om Tattwatma Naryatma Swadah Ang Ah
Om Swargantu, Moksantu, Sunyantu, Murcantu.
Om Ksama Sampurna ya Namah Swaha...
Om Vayur Anilam Amartam Athedam
Basmantam Sariram,
Om Krato Smare, Klie Smare, Krtam Smara....
Om Ksama sampurna ya namah,
Om Santih, Santih, Santih, Om

No comments:


"Om Samaniwah akusih samaniwah dayaniwah, samanamas to va mano Jatihva susaha sati."

OM Hyang widhi, satukanlah kami dalam pemikiran, dalam pendapat, dalam
perkataan, serta pelaksanaan yang berdasarkan mufakat, seperti halnya para Deva
yang bersatu padu dalam membangun sorga kehidupan.