411. “Dengan diamnya antah-karana lewat samãdhi[1], nikmatilah keagungan tanpa batas dari Sang Diri-jati. Dengan penuh semangat hancurkanlah belenggu bau harum-busuk dari kelahiran dan kematian; jadilah ia yang telah mencapai tujuan-akhir dari kelahiran berjasad manusia ini!

412. “Bebas dari semua identifikasi- diri keliru itu, sadarilah Diri-jati sebagai perwujudan dari Eksistensi Sejati – Kesadaran Murni – Kebahagiaan Abadi yang tiada tara, yang tak tunduk pada lingkaran-setan kelahiran dan kematian!”

Wednesday, November 27, 2013

KA’BAH ITU BEKAS KUIL HINDU?




Mungkin hal ini terdengar terlalu kontroversial dan kadang kala dikaitkan dengan hoax oleh sebagian orang yang merasa kedudukannya/harga dirinya terancam. Namun, saya menyajikan artikel ini tidak bertujuan untuk merendahkan kredibelitas saudara-saudara muslim, melainkah hanya untuk membuka wawasan akan apa yang sebenarnya terjadi.
Kontroversi seputar ka’bah sudah menjadi perbincangan yang sangat hot di dunia maya. Hal ini pertama kali diungkapkan oleh seorang pakar sejarah P.N. Oak. Beliau juga telah melempar isu yang tidak kalah menggegerkannya, yaitu tentang pengungkapan bukti sejarah yang menyatakan bahwa Taj’mahal pada dasarnya adalah sebuah kuil Hindu untuk dewa Siva (Tejo Himalaya) yang direbut oleh Mogul.
Di dalam Ka’bah terdapat sebuah inskripsi yg merujuk kepada raja Vikramadityayang menyatakan bahwa jazirah Arab dulu merupakan bagian dari Kerajaan Vikramaditya dari India.
Teks inskripsi Vikramaditya yg ditemukan dlm piring emas yg digantung didalam kuil Kabah di Mekah ini, dicatat pada halaman 315 dari buku yg berjudul ‘Sayar-ul-Okul’ (kata-kata berkesan) yg disimpan dalam perpustakaan Makhtab-e-Sultania diIstanbul, Turki. Sebagian manuskrip tersebut berbunyi sebagai berikut;
Itrashaphai Santu Ibikramatul Phahalameen Karimun Yartapheeha Wayosassaru Bihillahaya Samaini ElaYundan blabin Kajan blnaya khtoryaha sadunya kanateph netephi bejehalin Atadari bilamasa-rateen  phakef tasabuhu kaunnieja majekaralhada walador. As hmiman burukankad toluho watastaru hihila Yakajibaymana balay kulk amarena phaneya jaunabilamary Bikramatum. Motakabberen Sihillaha Yuhee Quid min howa Yapakhara phajjal asari nahone osirom bayjayhalem” (Halaman 315 Sayar-ul-okul).
Yang artinya;
 Beruntunglah mereka yg lahir (dan hidup) selama kuasa raja Vikram. Ia seorang penguasa penuh kasih, terhormat dan berbakti pada penduduknya. Namun pada saat itu, kami Arab, tidak peduli pada Tuhan, tenggelam dalam kenikmatan sensual. Komplotan dan penyiksaan merajalela … Kami, Arab, terjerat dalam kegelapan (jahiliyah) … namun pendidikan yang disebar raja Vikramaditya tidak mencampakkan kami, orang-orang asing.Ia menyebarkan agama sucinya diantara kami dan mengirimkan ahli-ahli yang kepintarannya bersinar seperti matahari dari negaranya kenegara kami…”
Hal ini menunjukkan bahwa kerajaan yang berpusat di India pada masa lampau juga meliputi jasirah Arab. Bahkan kalau kita kembali pada penjelasan Veda, dalam hal ini Mahabharata disebutkan bahwa Bharatavarsa/Kerajaan kekuasaan keluarga Bharata mencakup seluruh dunia.
Menurut sumber dari http://civilizedproductions.com/television.htm mengatakan bahwa bekas peninggalan peradaban bangsa Maya di Amerika sangat sesuai dengan peradaban Veda. Hal ini ditunjukkan dengan kesesuaian sistem pemujaan, sistem astronomi dan astrologi mereka yang ditulis pada tahun 300-200 SM



Sebuah laporan dari rusia juga menyebutkan bahwa disana ditemukan sebuah arca yang berbentuk menyerupai babi yang mengangkat benda bulat di moncongnya. Hal ini sesuai dengan kisah Varaha Avatara yang berwujud babi besar yang mengangkat bumi kembali ke posisi edarnya.
Di Kuwait juga ditemukan sisa-sisa arkeologi berupa pelat emas yang bergambarkan Ganesa yang membuktikan bahwa peradaban Veda pernah ada di sana.
Keberadaan Hindu di Eropa juga diperlihatkan dengan dikenalnya lambang Hindu, Swastika. Hal ini juga dibenarkan oleh seorang Arkeologi Jerman Heinrich Schliemann. Mungkin hal inilah yang juga mempengaruhi Hitler dalam menyalahgunakan Lambang Swastika sebagai lambang Nazi disamping penyalah artian arti kata Aryan dalam literatur Veda yang dilakukan oleh Max Muller.
Kembali ke masalah peninggalan Hindu di Timur Tengah, di Istanbul, Turki, sebuah perpustakaan termasur bernama Makhatab-e-Sultania, mempunyai koleksi terbesar literatur Asia Barat. Di bagian literatur Arab dalam perpustakaan tersebut terdapat sebuah antologi sajak-sajak Arab purba. Antologi ini disusun pada tahun 1742M dibawah perintah Sultan Salim yang terbuat dari harir – semacam sutera yg dibuat untuk menulis. Setiap halaman memiliki pinggiran yang dihias dengan kertas emas. Antologi itu dikenal dengan nama Sayar-ul-Okul, dan dibagi dalam 3 bagian.
Bagian pertama mengandung biografi dan komposisi puisi-puisi penyair-penyair Arab Pra-Islam.
Bagian kedua terdiri dari kesaksian dan sajak-sajak penyair dari periode yg dimulai tidak lama setelah jaman Nabi Muhamad, sampai akhir dinasti Bani Ummayyah.
Bagian ketiga adalah tentang penyair-penyair sampai jaman Khalifat Harun-al-Rashid.
Abu Amir Asamai, penyair Arab yg merupakan penyair utama kesultanan Harun-al-Rashid, menyusun dan mengedit antologi tersebut. Edisi modern pertama ‘Sayar-ul-Okul’ terbit di Berlin th 1864. Edisi berikutnya diterbitkan di Beirut th 1932.
Koleksi ini dianggap sbg antologi paling penting dan berotoritas dlm sajak-sajak Arab purbakala. Koleksi ini menujnukkan adat, tata tertib dan hiburan Arabia dijaman purbakala. Buku ini juga mengandung penjabaran deskriptif tentang kuil purbakala Mekah dan bazar tahunan yg dikenal sbg OKAJ disekitar kuil Ka’abah di Mekah. Ini berarti bahwa berkumpul di Mekah setiap tahun untuk naik haji berasal dari tradisi pra-Islam.
Bazar OKAJ bukan sebuah karnaval tempat anak muda bermarijuana. Ini merupakan kesempatan kaum elit dan terpelajar untuk membahas aspek-aspek sosial, religius, politis, literatur dan aspek2 budaya Hindu lainnya yg menyebar di Arabia. ‘Sayar-ul-Okul’ mengatakan bahwa kesimpulan yg didapatkan dari diskusi-diskusi disana diterima dan sangat dihormati diseluruh Arabia. Mekah, oleh karena itu, mengikuti tradisi Varanasi (dari India). Kuil-kuil utama di Varanasi (India) dan di Mekah (di Arvasthan/Arabia) adalah kuil-kuil dewa Siva. Ciri terpenting dari praktek pemujaan Dewa Siva adalah adanya Lingga yang biasanya berbentuk batu hitam yang lonjong dan Yoni sebagai alasnya. Batu Hajar Al-Aswat yang disentuh dan dicium saat menunaikan ibadah haji angat sesuai dengan bentuk lingga Siva, apakah berarti batu itu awalnya adalah sebuah lingga?
Raja Vikramaditya memang terkenal penyembah Siwa. Di Ujjain (India), ibukota Vikramaditya, ada kuil dewa Siva yang terkenal Mahankal, yg diasosiasikan dengan Vikramaditya. Karena menurut manuskrip Vikramaditya, dialah yang menyebarkan agama Hindu.
Dengan demikian apakah bukti ini dapat menyimpulkan bahwa raja Vikramaditya adalah pendiri kuil Siva yang sekarang disebut Ka’bah di Mekah?
Kenyataan lain yang juga perlu digaris bawahi adalah bahwasanya di India, Dewa Siva sangat diidentikkan dengan simbol bulan sabit yang terdapat pada ikat rambut beliau. Dan saat ini lambang bulan sabit juga digunakan untuk lambang Islam, apakah itu artinya Islam lahir dari warisan pemuja Siva?
Untuk masuk ke wilayah Ka’bah, umat muslim diwajibkan menggunakan jubah putih yang dililitkan ke seluruh tubuh. Mereka juga di wajibkan mencukur rambut dan janggut dan dalam keadaan bersih. Jika kita bandingkan dengan tradisi Hindu dalam memasuki tempat suci, kenapa hal ini sangat mirip?



Bandingkan gambar pakaian haji dan Hindu di atas!
Menurut Encyclopaedia Britannica, Ka’abah pada awalnya memilikii 360 arca yang pada akhirnya hanya disisakan 1 oneh Nabi Muhammad yang dikatakan diletakkan pada salah satu sisi Ka’bah.
Satu lagi tradisi Hindu lainnya adalah sungai suci Gangga. Menurut tradisi Hindu, air Gangga  jatuh bumi setelah disangga oleh Dewa Siva dan dipandang suci oleh Umat Hindu. Dimanapun ada lambang Siwa, disanalah ada air Gangga. Didekat Ka’abah juga ditemukan sebuah sumber mata air suci yg disebut ZAMZAM yang sampai sekarang dianggap suci.
Tidak terdapat masjid atau tempat ibadah muslim yang dikelilingi sebanyak 7 kali (Tawaf) selain dari Ka’bah. Hal ini sangat sesuai dengan kebiasaan umat Hindu mengelilingi tempat ibadah/kuil/pura yang disebut Parikram atau di Bali di sebut Maider-ider. Kenapa tradisi ini dapat dilakukan di Ka’bah? Apakah hal ini bukan merupakan bukti yang menguatkan bahwa Tradisi Hindu masih terpelihara disana?
Jangan kaget bahwa kata ‘ALLAH’ sendiri disinyalir berasal dari bahasa Sansekerta. Allah, Akka dan Amba adalah sinomin. Nama-nama ini berarti : DEWI atau Ibu. Istilah ‘ALLAH’ merupakan bagian dari stanza-stanza Sansekerta yang memuja Dewi Durga, yang juga dikenal sebagai Bhavani, Chandi dan Mahishasurmardini yang merupakan Sakti Dewa Siva.
Coba anda perhatikan gambar berikut ini;



Lambang Hindu : ‘OM’= angka 786-nya Arab Semua Quran Arab dicetak dengan angka-angka misterius 786. Tidak ada pakar Muslim yang tahu mengapa angka 786 dianggap sebagai angka-angka suci. Namun angka “misterius” ini tidak lain dari huruf suci Veda “OM“. Jika simbol kata “Om” tersebut diputar 90 derajat, kenapa sangat mirip dengan gambar disebelahnya “Allah”?
Kalender lunar (bulan) diperkenalkan kepada Asia Barat selama kekuasaan kerajaan India. Hal ini diindikasikan oleh Bulan Muslim ‘Safar’ yang juga menunjukkan bulan ‘extra’ (Adhik Maas) dalam kalender Hindu. Bulan Muslim ‘Rabi’ berasal dari kata Ravi yg berarti ‘matahari’ karena huruf Sansekerta ‘V’ dirubah Prakrit ‘B’ (Prakrit merupakan versi sehari-hari2 bhs Sansekerta). Tradisi Muslim juga mengenal hari Gyrahwi Sharif tidak lain dari hari Ekadashi dalam tradisi Hindu (Gyrah = elevan atau Gyaarah) yang memiliki arti yang sama.
Beberapa sumber juga mengatakan bahwa penjelasan Veda tentang bulan dan konstelasi bintang berbeda-beda serupa dengan Qur’an Surat 2, stanza 113, 114, 115, and 158, 189, Surat 9, stanza 37 & Surat 10, stanza 4 – 7.
Pembacaan Namaz (solat) lima kali sehari juga dikatakan berasal dari tradisi Veda bernama Panchmahayagna (5 kali pemujaan) yang merupakan kewajiban bagi setiap mahluk Hindu, terutama di India. Uniknya, tradisi Muslim dalam membersihkan 5 bagian tubuh sebelum solat ternyata juga sama dengan aturan‘Sharir Shydhyartham Panchanga Nyasah’ dalam tradisi Veda.
4 bulan dalam setahun dianggap suci dalam tradisi Islam dimana tidak diperboleh menjarah atau melakukan tindakan kriminal selama periode tersebut juga serupa dengan tradisi Chaturmasa dalam Veda, yaitu periode 4 bulan puasa dan menghindari tindakanan-tindakan tidak suci.
Beberapa pakar mengatakan bahwa Shabibarat adalah kata lain bagi Shiva Vratdan Shiva Ratra. Karena Ka’abah merupakan pusat penting dewa Siva, festivalShivaratri biasanya dirayakan disana dengan besar-besaran. Festival itulah yg disebut dalam Islam sebagai Shabibarat.
Menurut sejumlah encyclopaedia, memang ada ukiran-ukiran tulisan didalam dinding Kabah. Namun para pakar sejarah tidak pernah diijinkan masuk. Tetapi menurut pengakuan beberapa orang, ada tulisan dalam huruf Sansekerta dan bahkan ada stanza-stanza dari Bhagavad Gita.
Hubungan antara jaman awal Islam dengan Hindu (India) juga diperkuat oleh keterangan Ahadis Imam Bukhari bahwa suku India, Jat, berada di Arabia jauh sebelum jamannya Mohamad. Bahkan ketika Aisha jatuh sakit, keponakannya memanggil tabib Ayurvedic (kedokteran Veda),\ dari suku Jat untuk menyembuhkannya. Bukhari juga berbicara tentamg seorang raja India yang mengirim satu jahe yg direndam cuka (ginger pickles) kepada nabi. Ini menunjukkan bahwa raja Jat India menguasai kawasan didekatnya sehingga mampu memberikan hadiah yang begitu sepele seperti satu pot jahe. Nabi malah dikatakan sangat menyukainya. Ini bukti bahwa selama jaman Mohamad, orang India berpengaruh di Arabia.
Paman Muhamad sendiri, Umar-Bin-E-Hassham merupakan pengikut Dewa Siva yang taat. Ia menolak untuk masuk Islam dan akhirnya tewas oleh seorang pengikut Nabi yang fanatik. Ia seorang penyair terkenal dan menulis sajak-sajak memuja dewa Siva. Salah satunya bisa ditemukan dlm hal 235 Sayar-Ul-Okul :
“Kafavomal fikra min ulumin Tab asayru
Kaluwan amataul Hawa was Tajakhru
We Tajakhayroba udan Kalalwade-E Liboawa
Walukayanay jatally, hay Yauma Tab asayru
Wa Abalolha ajabu armeeman MAHADEVA
Manojail ilamuddin minhum wa sayattaru
Wa Sahabi Kay-yam feema-Kamil MINDAY Yauman
Wa Yakulum no latabahan foeennak Tawjjaru
Massayaray akhalakan hasanan Kullahum
Najumum aja- at Summa gabul HINDU”
Artinya;
Seorang lelaki yang menghabiskan seluruh hidupnya dalam dosa dan imoralitas dan membuang hidupnya demi nafsu dan kemarahan Jika ia bertobat dan ingin kembali kepada moralitas, adakah pengampunan tersedia baginya ? Bahkan jika hanya sekali ia dengan tulus memuja Mahadewa (dewa Siwa), ia bisa mencapai posisi tertinggi dalam jalan kebenaran Ya Tuhan! Cabut seluruh nyawa saya dan sebagai gantinya, berikan saya satu hari saja untuk tinggal di Hind (india) sebagai lelaki yg menjadi bebas secara spiritual saat mencapai tanah suci Dengan ziarah ke Hind, seorang lelaki bisa mencapai kebijakan untuk melakukan tindakan mulia dan mendapat kehormatan menyentuh guru-guru Hindu yg mulia
Nama keluarga Muhamad adalah Quraish (Kureshi), yg sebenarnya adalah bagian dari dinasti India, Kuru, yang pernah menguasai India. Diketahui bahwa paman Muhammad, Umar bin-e Hassham dan keluarganya terlibat dalam pembuatan Arca dan Kuil (Ka’abah).
Encyclopedia Islamia menjelaskan bahwa kakek Muhamad dan paman-pamannya mewariskan jabatan sebagai pendeta-pendeta Ka’abah yang menyimpan 360 arca dewa-dewi. Muhamad menghancurkan semua arca tersebut kecuali arca yang paling utama, yaitu Batu Hitam [Hajar Al Aswad] / Siva Linggam / Lingga Siva. Dewa Siva dulu pernah dipuja Arab. Dan paman Muhamad juga seorang pemuja Siva dan menulis berbagai puisi memuja dewa Siva.
Melihat bukti-bukti di atas, mungkinkah Ka’bah pada awalnya adalah sebuah Kuil Siva (Hindu)? dan sebenarnya Ka’bah itu adalah lambang perempuan, maka coba perhatikan gambar di bawah ini.



ini sekedar untuk merenungkan kembali tentang Tuhan yang di maksud.
dan sebuah catatan dari Nabi Muhammad yang perlu di renungkan adalah ;
‘MUSYRIK ITU DOSA BESAR YANG TIDAK DI AMPUNI’
syirik itu menduakan Allah dengan berhala atau benda-benda, sehingga di katakan dalam surat Al-quraish. bahwa menghadapkan wajahmu ke kiblat itu adalah kebiasaan orang-orang musyrik quraish.
lalu kenapa syirik itu merupakan dosa besar yang tidak di ampuni
BUKAN KARENA TIDAK DI AMPUNI OLEH ALLAH, KARENA ALLAH MAHA PEMURAH DAN MAHA PANGAMPUN, TAPI ORANG-ORANG SYIRIK ITU TIDAKSUKA  MENGAMPUNI.
ORANG-ORANG SYIRIK AKAN MARAH JIKA DIRINYA DI KATAKAN TELAH MENYEMBAH BERHALA, DAN MEREKA PASTI AKAN MENGATAKAN ; AKU TIDAK MENYEMBAH BERHALA, TAPI MENJADIKAN PATUNG BATU ITU SEBAGAI MEDIAKU BERIBADAH KEPADA TUHANNYA YANG SATU / WAHID. BANTAHAN AZAR KEPADA IBRAHIM. PADAHAL ALLAH BUKAN WAHID /SATUAN BENDA, TAPI ALLAH ITU AHAD, YAITU LARUT DAN MENYATU DALAM SELURUH CIPTAANNYA, MELIPUTI SELURUH CIPTAANNYA, KARENA KUASA ALLAH MELIPUTI APA YANG ADA DI DALAM DAN DI LUAR DIRI, ITU AHAD. BUKAN WAHID.
DAN SATU HAL YANG DI KHAWATIRKAN OLEH NABI MUHMMAD SEBELUM MENINGGAL BAHWA UMMATKU KEMBALI KEPADA KEMUSYRIKAN, DAN ITU KINI TERBUKTI.

22 comments:

Unknown said...

zzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzz

Unknown said...

Pembahasan yang menarik

Unknown said...

Memang banyak kemiripan antara Islam dan Hindu, komentar juga ya ke blog saya www.goocap.com

airmineral.blogspot.com said...

sangat menarik untuk di renungkan

Suastra said...

Terima kasih semeton Yogi Marsahala dan 911hotel.blogspot.com karna sudah sudi mampir berbagi rasa ....

Simplestory said...

1. Dibangun oleh para malaikat.

Kaum muslimin meyakini bahwa pembangunan ka’bah pertama kali dilakukan oleh para malaikat, sebagaimana disebutkan Imam Ibnu adh Dhiya bahwa telah diriwayatkan dari Ali bin al Husein bahwa dia telah ditanya tentang awal mula thawaf mengelilingi baitullah beliau menjawab Sesungguhnya Allah swt telah berfirman :

وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلاَئِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الأَرْضِ خَلِيفَةً قَالُواْ أَتَجْعَلُ فِيهَا مَن يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاء

Artinya :: “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” (QS. Al Baqoro : 30)

Para malaikat berkata,”Wahai Allah bukankah khalifah itu dari selain kami adalah yang selalu membuat kerusakan di bumi dan menumpahkan darah.’ Maka Allah pun marah terhadap mereka lalu mereka pun melarikan diri ke arsy, mengangkat kepala, jari jemari mereka mengisyaratkan ketundukan dan menangis karena takut akan kemurkaan-Nya. Mereka mengeilingi arsy sebanyak tiga kali.” Di dalam riwayat : “tujuh kali” mengaharapkan kridhoan Tuhan mereka dan Allah pun meredhoi mereka. Kemudian Allah berkata kepada mereka,”Bangunlah oleh kalian di bumi sebuah rumah yang menjadi tempat kembali setiap orang yang Aku murka terhadapnya dari makhluk-Ku dan dia mengelilinginya (thawaf) sebagaimana kalian lakukan terhadap arsy-Ku maka Aku akan mengampuninya sebagaimana Aku telah mengampuni kalian.” Lalu mereka pun membangun ka’bah.

Simplestory said...

Terdapat riwayat pula yang menyebutkan bahwa Allah swt telah mengutus malaikat dan berkata kepada mereka,”Bangunlah oleh kalian sebuah rumah seperti al baitul ma’mur lalu mereka pun melakukannya. Allah swt memerintahkan agar rumah itu dikelilingi (thawaf) sebagaimana al baitul ma’mur. Ini terjadi sebelum penciptaan Adam as serta 2000 tahun sebelum penciptaan bumi. Dan sesungguhnya bumi dibentangkan dibawahnya karena itulah Mekah disebut dengan Ummul Quro yaitu asal negeri (bumi, pen).

Terdapat pula riwayat yang menyebutkan bahwa peristiwa itu terjadi sebelum diturunkannya Adam as ke bumi… (Tarikh Makkah al Musyarrafah hal 4)

2. Wasiat Nabi Adam kepada anaknya Nabi Sys

Sys adalah penerus dari Nabi Adam as yang diberikan wasiat oleh ayahnya untuk senantiasa beribadah siang dan malam. Ibnul Atsir menyebutkan bahwa Sys senantiasa melakukan haji dan umroh hingga ajal menjemputnya dan dia juga mengumpulkan lembaran-lembaran yang diturunkan kepadanya dan kepada ayahnya lalu mengamalkan isinya. Sys telah membangun ka’bah dengan batu dan tanah. (Al Kamil Fii at Tarikh juz I hal 17)

3. Pada masa Ibrahim dan Ismail as.

As Suddiy mengatakan bahwa tatkala Allah swt memerintahkan Ibrahim dan Ismail agar membangun sebuah rumah lalu mereka berdua tidak mengetahui dimana tempat akan dibangunnya hingga Allah mengirimkan angin, ada yang menyebutkan angin itu adalah al khajuj yang memiliki dua sayap sementara kepalanya berbentuk ular. Lalu ular itu membersihkan daerah sekitar ka’bah sebagai tempat dibangunnya rumah pertama. Keduanya pu mengikutinya dengan membawa alat penggali dan melakukan penggalian sehingga mereka berdua berhasil meletakkan pondasinya, sebagaimana firman Allah swt

وَإِذْ بَوَّأْنَا لِإِبْرَاهِيمَ مَكَانَ الْبَيْتِ

Artinya : “Dan (ingatlah), ketika kami memberikan tempat kepada Ibrahim di tempat Baitullah.” (QS. Al Hajj : 26)

Setelah mereka berdua meletakkan dasar-dasarnya maka dibangunlah rukun-rukunnya. Dan Ibrahim mengatakan kepada Ismail,”Wahai anakku, carikanlah untukku batu hitam dari daerah India, dahulunya ia adalah batu yakut yang paling putih. Dahulu batu itu dibawa oleh Adam as tatkala diturunkan ke bumi dari surga namun kemudian berubah warnanya menjadi hitam karena dosa-dosa manusia. Ismail pun membawa sebuah batu namun ia mendapatkan batu hitam itu sudah berada disalah satu sudut. Ia pun bertanya kepada ayahnya,”Wahai ayahku siapa yang mendatangkan batu itu kepadamu?’ Ibarahim menjawab,”Dia adalah yang lebih rajin darimu.” Maka mereka berdua membangunnya dan sambil berdoa,”

Artinya : “Ya Tuhan kami terimalah daripada kami (amalan kami), Sesungguhnya Engkaulah yang Maha mendengar lagi Maha Mengetahui”. (QS. Al Baqoroh : 127)

4. Dibangun oleh orang-orang Quraisy.

Pada usia Rasulullah saw mencapai tiga puluh lima tahun, orang-orang Quraisy sepakat untuk merenovasi ka’bah. Ka’bah adalah susunan batu-batu yang lebih tinggi dari badan manusia, sekitar sembilan hasta yang dibangun sejak masa Ismail tanpa memiliki atap sehingga banyak pencuri yang mengambil barang-barang berharga yang disimpan didalamnya.

Lima tahun sebelum tahun kenabian, Mekah dilanda banjir besar sehingga meluap ke Masjidil Haram dan dikhawatirkan sewaktu-waktu akan dapat meruntuhkan ka’bah. Orang-orang Quraisy merasa bimbang antara merenovasi atau membiarkannya seperti apa adanya.

Simplestory said...

Akhirnya al Walid bin al Mughirah al Makhzumiy mengawali perobohan bangunan ka’bah lalu diikuti oleh orang-orang setelah mereka mengetahui tidak terjadi sesuatupun menimpa al Walid. Mereka terus bekerja merobohkan setiap bangunan ka’bah hingga sampai rukun Ibrahim. Setelah itu mereka siap membangunnya kembali.

Tatkala pembangunan sampai di bagian Hajar Aswad, mereka saling berselisih tentang siapa yang berhak mendapat kehormatan meletakkan Hajar Aswad itu ditempatnya semula. Perselisihan ini terus berlangsung selama empat atau lima hari, tanpa ada keputusan. Bahkan perselisihan itu semakin meruncing dan hampir saja menjurus kepada pertumpahan darah di tanah suci.

Abu Umayyah bin al Mughirah al Makhzumiy datang dan menawarkan solusi dengan menyerahkan urusan ini kepada siapa pun yang pertama kali masuk lewat pintu masjid. Mereka menerima cara ini. Allah menghendaki orang yang berhak atasnya adalah Rasulullah saw. Tatkala mengetahui hal itu, mereka berbisik-bisik,”Inilah al Amin. Kami ridho kepadanya, inilah dia Muhammad.”

Orang-orang Qiraisy kehabisan dana dari penghasilan mereka, maka mereka menyisakan di bagian utara, kira-kira enam hasta, yang kemudian disebut al Hijr atau al Hathim. Mereka membuat pintunya lebih tinggi dari permukaan tanah, agar tidak bisa dimasuki kecuali oleh orang yang memang ingin melewatinya. Setelah bangunan ka’bah mencapai ketinggian lima belas hasta, mereka memasang atap dengan disangga enam sendi.

Setelah jadi, ka’bah itu berbentuk segi empat, yang keinggiannya kira-kira mencapai lima belas hasta, panjang sisinya di tempat Hajar Aswad dan sebaliknya adalah sepuluh meter. Hajar Aswad itu sendiri diletakkan dengan ketinggian satu setengah meter dari permukaan pelataran untuk thawaf. Sisi yang ada pintunya dan sebaliknya setinggi dua belas meter. Adapun pintunya setinggi dua meter dari permukaan tanah, di sekeliling luar ka’bah ada pagar dari bagian bawah ruas-ruas bangunan, di bagian tengahnya dengan ketinggian seperempat meter dan lebarnya kira-kira sepertiga meter. Pagar ini dinamakan Asy Syadzarawan. Namun kemudian orang-orang Quraisy meninggalkannya. (ar Rakhiqul Makhtum hal 84 – 85)

5. Pada masa Abdullah bin Zubeir.

Abdullah bin Zubeir memutuskan perenovasian ka’bah seperti yang diinginkan Rasulullah saw ketika beliau masih hidup. Dia pun merobohkannya dan membangun kembali serta menambahkan bagian yang masih kurang ketika orang-orang Quraisy kehabisan dana dari enam hasta menjadi sepuluh hasta. Dia juga menjadikan ka’bah memiliki dua pintu, satu di sebelah timur dan lainnya di sebelah barat sehigga orang yang memasukinya dari satu pintu dan keluar di pintu yang lainnya. Dia menjadikannya dalam bentuk yang paling baik dan megah sehingga seperti yang disifatkan Nabi saw sebagaimana diberitakan oleh Aisyah ra ibu orang-orang beriman yang juga bibinya.

Simplestory said...

6. Pada masa Abdul Malik bin Marwan

Pada masa Abdul Malik bin Marwan ini al Hajjaj bin Yusuf ats Tsaqofiy menulis surat kepadanya atas apa yang diperbuat Abdullah bin Zubeir dengan ka’bah, tentang perenovasian dan penambahan bagian ka’bah, dia mengira bahwa hal itu adalah hasil fikiran dan ijtihadnya.

Lalu Abdullah bin Malik membalas suratnya agar mengembalikan ka’bah seperti sedia kala. Al Hajjaj pun merobohkan bagian utaranya dan mengeluarkan al Hijr sebagaimana yang telah dibangun orang-orang Quraisy serta menjadikan ka’bah memiliki satu pintu saja yang lebih ditinggikan serta menutup pintu yang lainnya.
Tatkala Abdul Malik bin Marwan mendapatkan hadits Aisyah maka ia pun menyesali perbuatannya sehingga mengatakan,”Kami sangat berkeinginan mengembalikan seperti orang yang membangun sebelumnya.” Maksudnya Abdullah bin Zubeir. Lalu ia pun bermusyawarah dengan Imam Malik dalam permasalahan ini dan beliau pun mencegahnya agar kemuliaan ka’bah tidak lenyap. Dan dikahwatatirkan setiap raja akan melakukan perobohan sebagaimana yang dilakukan orang-orang sebelumnya sehingga dapat menodai kehormatan ka’bah.

7. Pada masa Kekhilafahan Utsmani tahun 1040 H.

Tatkala Mekah dilanda banjir besar yang menenggalamkan Masjidil Haram maka Muhammad Ali Pasya—Gubernur Mesir saat itu—memerintahkan para arsiteknya yang ahli dan para pekerjanya agar merobohkan ka’bah dan merenovasi kembali. Pembangunan itu memakan waktu setengah tahun penuh dan memakan biaya yang sangat mahal hingga rampung pembangunannya. (www.islamweb.net)

Demikianlah awal mula pembangunan ka’bah hingga hari ini yang tetap kokoh dan menggetarkan setiap orang yang melihatnya dan mengembalikan kebesarannya kepada Allah swt Yang Maha Agung lagi Maha Mulia.

Dan apa yang anda tanyakan tentang adanya seekor ular di tempat awal mulanya akan dibangun ka’bah maka telah disinggug di atas yaitu terjadi pada masa Ibrahim dan Ismail as, sebagaimana yang dikatakan Imam As Suddiy.

Wallahu A’lam

Ustadz Sigit Pranowo Lc

Simplestory said...

Dalam sebuah riwayat, disebutkan bahwa di sekeliling Ka’bah terdapat sekitar 360 berhala yang dijadikan sesembahan oleh orang orang kafir Quraisy. Mereka senantiasa mengagungkan dan memuja berhala berhala itu. Beberapa sahabat Nabi SAW dahulunya juga ada yang pernah menjadi Penyembah berhala. Namun setelah datangnya Islam, mereka menyerahkan jiwa raganya untuk berbakti dan hanya menyembah Tuan yang satu, yakni Allah SWT.

Salah seorang sahabat yang pernah menyembah berhala-berhala itu adalah Umar bin Khattab. Diceritakan, Umar terkadang tersenyum bila dia mengingat perbuatannya sebelum Islam. Ia membuat sebuah adonan dari gandum untuk dijadikan sesembahan. Namun, pada saat ia kelaparan, ia pun memotong adonan itu dan kemudian memakannya.

Berikut adalah nama-nama yang diberikan kepada berhala-berhala pada masa jahiliyah itu.

Isaf dan Nailah
Berhala ini ditempatkan di pintu Ka’bah mesjid al-Haram.
Dhaizanan
Dua buah berhala yang dijadikan sesembahan oleh Judzaimah al-Abrasy di Hirah. Ada yang mengatakan, kedua berhala ini ditempatkan oleh Al-Mundzir al-Akbar di pintu Hirah agar setiap orang yang memasuki pintu Hirah bersujud kepada keduanya untuk menguji sekaligus mengetahui kepatuhan mereka.
Hubal
Berhala ini terdapat di dalam Ka’bah.
Uqaishir
Berhala milik Qudha’ah, Lakham, dan Amilah yang terletak di jalan utama kota Syam.
Al-Jalsad
Patung ini terletak di Hadramaut. Patung ini menjadi sembahan penduduk Kindah.
Dzul-Khalashah
Terletak di Tubalah antara Makkah dan Yaman. Berhala ini sangat diagungkan oleh kaum Kats’am, Bujailahzd As-Surat, dan orang-orang Hawazin yang tinggal disekitar mereka.
Dzusy Syara
Berhala ini dimiliki oleh Ban Harits bin Mubasyir Alazadi.
Dzul Kaffai
Berhala ini dimiliki oleh Daus
A’im
Berhala ini dimiliki oleh Azd As-Surat
Uzza
Berhala ini terdapat di sebelah kanan jalan dari Makkah menuju Irak. Uzza merupakan berhala yang paling besar di kalangan kaum Quraisy.
Lata
Berhala ini terletak di Kota Thaif. Sekarang, posisinya terletak di sebelah kiri menara Mesjid Ath-Thaif.
Manah
Merupakan berhala bangsa Arab yang paling tua. Berhala ini terletak di tepi pantai wilayah al-Musyallal di Qudaid, sebuah tempat antara Makkah dan Madinah.
Nasr
Sebuah berhala yang terdapat di Yaman. Berhala ini dibuat oleh penduduk Himyar dan mereka menyembahnya di daerah Balkha’
Wadd
Berhala ini dibuat oleh Kalb di Daumatul Jandal.
Ya’uq
Berhala ini dibuat oleh kabilah Hamdan di Desa Khaiwan, dekat kota Shan’a
Yaghuts
Berhala ini dibuat oleh Suku Madzhij dan penduduk Jurasy.

Demikian pendapat syauqi.

Mengutip hadits Nabi SAW riwayat Bukhari dari sanad Ibnu Abbas, dikatakan :

“Patung-patung yang ada pad zaman Nabi Nuh AS merupakan patung-patung yang disembah pula di kalangan bangsa Arab setelah itu. Adapun Wadd adalah berhala yang disembah oleh suku Kaib di Daumatul Jandal. Suwa adalah sesembahan Hudzail. Yaguts sesembahan suku Murad, kemudian berpindah ke Bani Ghatifdi lereng bukit yang terletak di Kota Saba.”

Adapun Ya’uq adalah sesembahan Suku Hamdan, Nasr sesembahan Suku Himyar dan keluarga Dzi Kila’. Padahal, nama-nama itu adalah nama orang-orang saleh yang hidup zaman Nabi Nuh AS. Setelah mereka wafat, setan membisikkan kaum yang saleh supaya dibuat patung-patung mereka di tempat-tempat pertemuan dan menamainya sesuai dengan nama-nama mereka. Patung-patung itu tidak disembah sebelum orang-orang saleh itu mati dan ilmunya telah hilang dari kalangan mereka. Dari situlah, dimulai penyembahan terhadap berhala-berhala itu.

Wallahu'alam

Simplestory said...

mungkin tidak seorangpun yg pernah membayangkannya, tidak juga saya sendiri. Hal ini saya dapatkan dalam sebuah ceramah dari Dr. Zakir Naik, seorang ulama perbandingan agama kelas dunia yg berasal dari India, seorang ulama yg terkenal sangat brillian, dimana dalam setiap ceramah ataupun diskusi/debat ilmiah tentang agama, dia selalu dapat menyebutkan dalil2x yg tepat untuk setiap permasalahan yg merujuk pada kitab2x suci agama Islam, Yahudi, Kristen, dan Hindu, dimana semuanya dia menyebutkan secara hapal diluar kepala, dan dilakukan di hadapan masing2x umat agama2x tersebut termasuk ulama2x dan pendeta2xnya.

Hal itu tidak mungkin berani ia lakukan kalau memang tidak mempunyai kemampuan untuk memahami & menghapal masing2x kitab suci tersebut (meskipun mungkin utk kitab2x selain Al-Qur’an tidak 100% hafal). Itupun mungkin masih ada kitab2x agama lain lagi yg juga ia juga paham & hapal isinya, misalnya kitab2x agama Budha, yg hal ini belum saya ketahui karena belum pernah melihat ceramahnya atau debat ilmiah religi-nya yg berhubungan dg agama Budha, kalau yg berhubungan dg agama Islam, Kristen, Yahudi, dan Hindu, saya sudah melihatnya sendiri.

Ada satu hal yg menjadi dasar apabila kita ingin untuk mengetahui ajaran dari suatu agama dg lebih baik, yaitu dari kitab suci-nya. Ya benar, kitab suci-nya. Hal ini juga membuat saya teringat saat SD dulu pernah diajarkan bahwa syarat sebuah ajaran/kepercayaan dapat dikatakan sebagai agama, adalah adanya kitab suci. Tanpa itu tidak layak sebuah ajaran/kepercayaan dipandang sebagai sebuah agama.

Orang dapat mengatakan agamanya mengajarkan ini dan itu, bahwa mereka harus mempercayai dan melakukan ini dan itu, tapi jika itu semua ternyata berbeda atau bertentangan dg apa yg disebutkan dalam kitab sucinya, maka semua yg dipercayai atau dijalankan itu mungkin saja tidak akan ada gunanya. Karena dalam agama apapun selalu ada (sedikit atau banyak) pengaruh kebudayaan atau bahkan pemikiran/ajaran yg dianggap orang menjadi bagian dari ajaran agama tsb, tapi ternyata bukan seperti itu yg diajarkan dalam kitab sucinya. Dan ternyata bila kita membaca dan mempelajari suatu agama langsung dari kitab sucinya, kita akan menemui hal2x yg sangat menarik yg mungkin sangat berbeda dari pemahaman kita semula tentang suatu agama, seperti yg sudah dilakukan dg sangat baik oleh ulama2x besar perbandingan agama seperti Ahmed Deedat dan Zakir Naik, seperti topik utama yg akan kita bahas dalam tulisan ini.

Simplestory said...

Definisi Hindu

Agama Hindu adalah sebuah agama yg berasal dari daratan India, kemudian baru menyebar ke seluruh dunia. Sesungguhnya kata Hindu memiliki definisi geografis, yaitu orang atau keadaan orang yg menghuni di sekitar sungai Sindu. Menurut ahli sejarah, kata Hindu pertama kali dipergunakan oleh orang Persia ketika pertama datang ke India melalui jalan sebelah barat laut Himalaya. Menurut Encyclopedia of Religion and Ethics vol. 6 ref 699 : kata Hindu tidak ada disebutkan dalam setiap literatur India, bahkan dalam kitab sucinya sendiri sebelum orang Muslim datang ke India.

Menurut Jawaharlal Nehru dalam bukunya : Discovery of India page : 74 – 75 –> kata Hindu pertama kali digunakan pada abad ke 8 pada masa Persia, dan tidak pernah digunakan untuk menerangkan pengikut agama tertentu, tapi untuk menunjukkan suatu komunitas masyarakat. Dan kata Hindu pertama kali digunakan oleh orang Inggris untuk menunjukkan kepercayaan sebagian besar orang India.

Menurut Encyclopedia Britanica vol. 20 Ref. 581 : kata Hindu pertama kali digunakan oleh penulis Inggris pada tahun 1830 untuk menggambarkan keadaan dan kepercayaan orang India. Dan karena berasal dari orang Inggris, maka kata itu sekarang menjadi bahasa Inggris.

Sebenarnya orang Hindu terpelajar keberatan thd penggunaan kata itu, karena menurut mereka itu salah kaprah. Seharusnya nama agama Hindu adalah : Sanata Dharma (agama yg abadi), Vedic Dharma (agama Weda), atau Vedantist (pengikut Weda). Hal ini karena kata Sanata Dharma, Vedic, ataupun Vedantist memang ada tersebut dalam kitab2x suci Hindu. Apalagi saat ini agama Hindu sudah menyebar ke seluruh dunia, bukan hanya menjadi kepercayaan yg dianut oleh orang India saja.

Definisi Islam

Islam berasal dari kata bahasa arab “salam” yg artinya “damai”, atau kata “Slim” yg artinya penyerahan diri pada Tuhan. Jadi Islam berarti : kedamaian yg didapat karena penyerahan diri pada Tuhan. Dan semua yg menyerahkan diri kepada Tuhan disebut muslim.

Kata Islam banyak terapat dalam Qur’an dan hadits nabi spt di QS. Al-Baqarah(2) : 208, sedangkan kata muslim banyak juga terdapat dalamQur’an & hadits spt pada QS. Ali Imran(2) : 64

Sebenarnya menurut kepercayaan agama Islam, adalah salah kalau mengatakan Islam adalah sebuah agama yg didirikan oleh nabi Muhammad. Islam sudah ada sejak dahulu, sejak manusia pertama ada di bumi ini. Nabi Muhammad bukanlah pendiri Islam, melainkan penutup para nabi. Jadi sebelum nabi Muhammad telah ada banyak nabi2x yg lain yg juga mengemban amanat Tuhan untuk menyebarkan ajaran agama dari Tuhan.

Simplestory said...


Kitab suci Hindu

Kitab Hindu terbagi dalam 2 kategori besar, yaitu : Sruti dan Smiriti. Sruti = sesuatu yg diturunkan, yg didengar, yg dirasakan, dan yg dipahami. Inilah yg diakui oleh cendekiawan Hindu sebagai wahyu Tuhan dan derajatnya lebih tinggi dari kitab2x lain. Sruti terbagi dua yaitu : Weda dan Upanishad.

Veda diambil dari kata sansekerta “ved” yg artinya : pengetahuan. Jadi Weda artinya : pengetahuan yg sangat mulia.

Veda dibagi menjadi :

Rigveda –> inti weda
Yajurveda –> tentang mantra
Samaveda –> tentang melodi
Atharva veda –> formula magis
Veda dianggap paling dijamin keasliannya & paling di kramatkan, serta dianggap bernilai wahyu dari Tuhan. Usia yg pasti dari kitab ini tidak ada yg tahu, ada bermacam-macam pendapat. Dari yg bilang sudah 1310 juta tahun, sampai ada juga yg mengatakan hanya sekitar 400 tahun saja. Siapa yg menulis, diturunkan pada siapa, kapan pertama kali diturunkan, tidak ada yg tahu.

Kitab “kelas dua” setelah Sriti adalah Smriti. Smriti artinya ingatan. “sm” berarti mengingat. Cendekiawan Hindu mengatakan kitab ini bukan dari Tuhan, tapi buatan manusia sebagai petunjuk hidup sehari-hari. Ada juga kitab itihas – epik, ada 2 epik besar yaitu : Ramayana & Mahabarata yang mengisahkan tentang peperangan.

Ayat2x tentang Tuhan dalam kitab Hindu

Dalam kitab Upanishad :

Chandogya Upanishad Ch. 6 Sec. 2 V. 1 menyatakan bahwa Tuhan hanya ada satu.
Shvetashatara Upanishad Ch. 6 V. 9 menyatakan bahwa Tuhan itu tidak punya ibu dan bapak, Dia tidak punya tuan dan pelindung.
Shvetashatara Upanishad Ch. 4 v. 19 menyatakan bahwa Tuhan itu tidak ada sesuatupun yg menyerupai Dia
Shvetashatara Upanishad Ch. 4 v. 19 menyatakan bahwa Tuhan tidak bisa dilihat. Tidak ada orang yg mampu melihat dg mata.
Dalam kitab suci Hindu yg paling sering dibaca orang yaitu Bhagavad Gita :

Bhagavat Gita Ch. 10 V. 3 menyatakan bahwa Dia tidak dilahirkan, tak ada permulaan, Tuhan seru sekalian alam.

Simplestory said...

Dalam kitab utama Hindu, Veda :

Yajurveda Ch. 32 V. 3 menyatakan bahwa tidak ada rupa bagi Tuhan, Dia tidak pernah dilahirkan, Dia yg berhak disembah
Yajurveda Ch. 40 V. 8 menyatakan bahwa Tuhan tidak berbentuk dan dia suci
Yajurveda Ch. 40 V. 9 menyatakan bahwa “Andhatma pravishanti” artinya memasuki, dan “assambhuti” artinya benda/alam seperti api, air, dan udara. Maksudnya mereka yg menyembah benda/alam spt api, air, udara, telah masuk kedalam kegelapan
Atharvaveda Bk. 20 Hymn 58 V. 3 menyatakan bahwa sungguh Tuhan itu Maha Besar
Pada Rigveda yg dianggap paling suci, pada Rigveda Bk. 1 Hymn 64. V. 46 dinyatakan : Tuhan itu Maha Esa, panggillah Dia dg berbagai nama. Di Islam juga ada 99 nama untuk Tuhan yang satu.
Juga diulangi pada Rigveda Bk. 10 Hymn 114 V. 5 menyatakan Tuhan itu satu tapi Dia disebut dg nama yg bermacam-macam
Pada Rigveda Bk. 2 Hymn 1 menyatakan bahwa ada 33 nama yg ditujukan pada Tuhan, diantaranya :
Rigveda Bk. 2 Hymn 1 V. 3 : Brahama (pencipta), bahasa arabnya Choliq. Umat muslim tidak keberatan kalau Allah dipanggil dg Khalik atau Creator, atau Brahama. Tapi kalau orang menyebutkan Brahama itu adalah Tuhan yg berkepala 4 dg mahkota, umat muslim sangat tidak setuju.
Shvetashvatara Upanishad Ch. 4 V. 19 menyatakan tidak ada satu makhlukpun yg menyerupai Tuhan.
Rigveda Bk. 2 Hymn 1 V. 3 : Vishnu (Wishnu) artinya Sustainer (pemelihara alam), yg memberi rizki. Bahasa arabnya adalah “Rabb”. Orang muslim tidak keberatan Allah disebut Rabb, Vishnu, Sustainer, Cheriser. Yg jadi masalah adalah Vishnu adalah Tuhan yg punya 4 tangan, tiap tangan memegang cakra, tangan kirinya memegang rumah kerang, menaiki seekor burung garuda sambil bersandar pada gulungan ular. Umat muslim tidak bisa menerima itu.
Apalagi Yajurveda Ch. 32 V. 3 menyatakan bahwa tidak ada rupa bagi Tuhan
Rigveda Bk. 1 Hymn 1 V. 1 menyebutkan : kami tidak menyembah kecuali Tuhan yg satu
Rigveda Bk. 6 Hymn 45 V. 6 menyebutkan “sembahlah Dia saja, Tuhan yang sesungguhnya”
Dalam Brahama Sutra disebutkan : “Hanya ada satu Tuhan, tidak ada yg kedua. Tuhan tidak berbilang sama sekali”.
Konsep Tuhan menurut Islam

Jawaban terbaik umat Islam tentang Konsep Tuhan adalah apa yg terdapat pada QS. Al-Ikhlas (112) : 1 – 4 :

Ayat 1 : Katakanlah, “Dialah Allah, Yang Maha Esa”
Ayat 2 : Allah tempat meminta segala sesuatu
Ayat 3 : Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan,
Ayat 4 : dan tidak ada sesuatupun yang setara dengan Dia.
Ternyata ayat2x dalam kitab2x Hindu yg disebut diatas tadi mempunyai kecocokan dg apa yg tertulis dalam surat Al-Ikhlas, seperti sebagai berikut :

QS. Al-Ikhlas (112) : 1 = Chandogya Upanishad Ch. 6 Sec. 2 V. 1 –> Tuhan hanya satu.
QS. Al-Ikhlas (112) : 2 = Bhagavat Gita Ch. 10 V. 3 –> Dia adalah Tuhan semesta alam
QS. Al-Ikhlas (112) : 3 = Shvetashatara Upanishad Ch. 6 V. 9 –> Tuhan tidak punya bapak & ibu
QS. Al-Ikhlas (112) : 4 = Shvetashatara Upanishad Ch. 4 v. 19 dan Yajurveda Ch. 32 V. 3 –> tidak ada yg menyerupai Tuhan
Ayat2x dalam QS. Al-Ikhlas dalam Al-Qur’an dan ayat2x dalam kitab2x Hindu tadi adalah merupakan batu ujian terhadap keimanan. Jika ada yg mengatakan bahwa dia atau sesuatu itu Tuhan, masukkan pada ayat2x dari Qur’an dan kitab2x Hindu tadi, bila lulus, maka dia atau sesuatu itu benar adalah Tuhan, tapi kalau gagal maka dia/sesuatu itu bukanlah Tuhan.

Simplestory said...

Sebagai contoh :

Ada “sebagian” umat Hindu yg menyatakan bahwa Bhagwan Rajneesh adalah Tuhan. Dalam kitab suci Hindu memang tidak ada satupun yg menyatakan dia adalah Tuhan, tapi ada orang2x yg menyatakan dia sbg Tuhan. Untuk mengetahui seseorang/sesuatu adalah Tuhan, masukkan dalam ayat2x tadi, kalau lulus, dia benar Tuhan, kalau tidak berarti dia “Tuhan palsu”.

Al-Ikhlas ayat 1 : dia unik / hanya satu2xnya? Tidak. Masih banyak orang lain yg mengaku sebagai Tuhan. Banyak orang juga menjalani kehidupan seperti dia : makan, minum, tidur, berbicara, dll.

Al-Ikhlas ayat 2 : dia mutlak dan abadi? Tidak. Dia penderita asma, penyakit gula, dan nyeri punggung kronis. Tuhan penyakitan? Dan pada akhirnya dia juga mati seperti manusia lainnya. Tuhan mati?

Al-Ikhlas ayat 3 : dia tidak dilahirkan dan tidak punya ayah-ibu? Dia lahir di India dan punya ayah-ibu. Th 1981 dia pergi ke Amerika dan melakukan ribuan kunjungan di Amerika, kemudian membangun sebuah kota di daerah Oregon yg bernama Rajneesh furm. Tapi kemudian dia ditangkap di Amerika dan pemerintah Amerika menaruhnya di Furmbash. Dan dia mengaku sebagai Tuhan di Amerika. Dan orang yg mengaku Tuhan itu minta rokok ketika di penjara. Tuhan dipenjara? Tuhan minta rokok? Setelah dia kembali ke India, di kota Puna dia kembali membuat markas yg dikenal sbg masyarakat Osho. Di sana ada sebuah prasasti bertuliskan “Rajneesh tidak pernah lahir dan tidak pernah mati, pernah singgah di planet bumi pada tgl 11 des 1991 s/d 19 jan 1990”. Tapi mungkin mereka lupa mencantumkan kalau ia pernah tidak diijinkan masuk ke 21 negara karena tidak punya visa. Tuhan yg menciptakan dunia harus mengemis visa untuk masuk ke negara2x yg terdapat dalam bumi yg telah diciptakan-Nya ?

Al-Ikhlas ayat 4 : tidak ada makhluk yg menyerupai Tuhan. Jadi apapun dan siapapun di jagat raya ini yg dibandingkan dg Tuhan, maka dia bukanlah Tuhan. Rajneesh adalah manusia yg sama dg manusia lain. Makhluk apapun di alam semesta ini tidak ada yg akan lolos dari ayat ini untuk dapat dinyatakan sebagai Tuhan.

Orang Islam memanggil Tuhannya dengan nama “Allah”. Sekalipun kata “Allah” secara umum bisa diartikan sebagai Tuhan, tapi nama ini adalah nama yg unik, benar2x menyatakan ke-esa-an Tuhan, tidak bisa seperti kata “God” dalam bahasa Inggris yg bisa jadi Gods, Godes, God father, God mother, dll. yg tidak dapat digunakan untuk meyatakan ke-esa-an Tuhan. Bahkan kalau dalam bahasa Indonesia kita mengenal dua kata yg berbeda untuk “Tuhan” dan “Dewa”, maka kata “God” dalam bahasa Inggris tidak bisa membedakannya. Misalnya kata “God of gambler” bukan diartikan sebagai Tuhannya penjudi, tapi diartikan sebagai Dewa Judi.

Konsep kehidupan dan kematian dalam Hindu

Umumnya umat Hindu percaya apa yg dinamakan “Samsara”, yaitu perputaran kelahiran & kematian berulang kali, yg dikenal dg nama “Reinkarnasi”. Yaitu orang yang sudah mati rohnya akan berpindah pada sosok lain yang akan lahir kembali di dunia. Bila amalannya baik, maka ia akan terlahir kembali dg kehidupan yg lebih baik, tapi bila amalannya jelek ia akan terlahir kembali dg kehidupan yg buruk atau menjadi makhluk yg lebih rendah derajatnya. Begitulah terjadi berulang kali. Mereka mengatakan konsep Samsara inilah yg dapat menjawab mengapa ada orang yang lahir cacat dan miskin. Sebab untuk apa Tuhan menciptakan orang cacat dan orang miskin di dunia ini? Begitulah kepercayaan umum kebanyakan umat Hindu.

Simplestory said...

Akan tetapi ternyata hal ini tidak terdapat dalam Weda. Yg disebutkan Weda hanya “Punarjanam” atau hidup berikutnya atau hidup lagi, tapi bukan perputaran hidup-mati. Para cendekiawan Hindu mengatakan bahwa tidak pernah ada konsep perpindahan roh / reinkarnasi dalam Weda.

Rigveda Bk. 10 Hymn 16 V. 4 – 5 berbicara mengenai kehidupan sesudah mati, bukan perputaran hidup-mati.
Dalam Weda juga terdapat konsep surga dan neraka yg mirip dg konsep dalam Islam. Surga digambarkan sbg tempat yg sangat indah, banyak mengalir sungai susu, buah2xan bermacam-macam, tempatnya indah, dll. Neraka juga digambarkan mrip dg konsep dalam Islam, dimana neraka digambarkan dg gambaran api, dimana di neraka orang akan mengalami penderitaan.
Konsep kehidupan dan kematian dalam Islam

Terdapat beberapa ayat yg dapat jadi acuan :

QS. Al-Baqarah(2) : 28 menyebutkan bahwa manusia pada awalnya adalah mati, kemudian dihidupkan oleh Allah, lalu akan mati dan dibangkitkan kembali.
QS. Al-Mulk(67) : 2 menyebutkan bahwa Allah yg menciptakan hidup untuk jadi batu ujian. Hidup ini adalah ujian untuk kesuksesan di akhirat.
QS. Ali-Imran (3) : 185 menyebutkan bahwa setiap jiwa akan merasakan mati, pada hari akhir akan diperhitungkan semua amalan manusia. Orang2x yg selamat dari siksa api neraka dan memasuki surga, di sana mereka akan mendapatkan apa yg mereka inginkan di dunia, dunia ini hanyalah berisi permainan dan tipuan belaka.
QS. Al-Baqarah (2) : 24 isinya menjelaskan tentang neraka.
Dalam konsep Islam, manusia lahir ada yg kaya, miskin, sehat, cacat, semua adalah ujian bagi manusia. Dan karena ujian yg berbeda-beda itulah kehidupan bisa berlangsung.

Minuman keras dalam Hindu dan Islam

QS. Al-Maidah(5) : 90 menyebutkan larangan terhadap minuman keras, judi, menyembah berhala, mengundi nasib, adalah perbuatan keji dan termasuk perbuatan syaitan. Dan menyuruh menjauhi perbuatan itu agar mendapat keberuntungan.

Dalam Hindu ternyata juga ada konsep yg serupa :

Minuman keras dilarang dalam kitab2x Hindu : Manusmriti Ch. 9 V. 235, Manusmriti Ch. 11 V. 55, Rigveda Bk. 8 Hymn 2 V. 12, dan banyak lagi bagian yg lain
Judi dilarang dalam kitab Weda, misalnya : Rigveda Bk. 10 Hymn 34 V. 3
Mengundi nasib dg bermain dadu dilarang, mis : Rigveda Bk. 10 Hymn 34 V. 13
Hal2x yg berhubungan dg meramal adalah dosa, mis : Manusmriti Ch. 9 V. 258

Simplestory said...

Poligami dalam Hindu dan Islam

Telah dikenal secara luas bahwa dalam Islam terdapat konsep poligami. Masalah yg belakangan sempat jadi isu kontroversial dg pendapat yg pro dan kontra. Secara umum pula banyak orang (di dalam ataupun di luar Islam) telah menganggap bahwa konsep poligami hanya ada di agama Islam. Tentang topik ini lebih lengkap anda bisa membaca tulisan saya tentang Poligami.

Di Islam konsep Poligami terdapat dalam surat An-Nisa’ ayat 3. Bagaimana dalam Hindu? Adakah disebutkan tentang poligami? Beberapa yg hal dapat dijadikan acuan adalah :

Vishnusutra Ch. 24 V. 1 menyebutkan kalau ayahanda Sri Rama punya 4 istri
Mahabarata Anushasana Parva Sec. 15 menyebutkan Krisna punya 16100 istri
Jika dianalisa, orang Hindu boleh mempunyai istri berapapun ia mau, hanya pemerintah India saja yg membatasi dg mengeluarkan undang2x perkawinan pd th 1956 bahwa orang Hindu hanya boleh menikah dg 1 istri, sedangkan kitab sucinya membolehkan sesukanya.
Dalam data pemerintah India, terdapat data poligami dari seluruh penduduk India, bahwa dalam kurun waktu 10 tahun dari tahun 1961 – 1971 orang muslim yg berpoligami sebanyak 4.31% dari jumlah komunitasnya, sedangkan orang Hindu yg poligami adalah sebanyak 5.06% dari jumlah komunitasnya.
Jihad dalam Hindu dan Islam

Hindu juga punya konsep Jihad yg sama dg Islam yaitu berjuang/berperang melawan kebathilan, seperti pada : Bhagavat Gita 2 : 50 ketika Krisna menyuruh Arjuna untuk berjihad, “Berjihadlah engkau demi memperoleh “Yoga” (syahid). Jihad itu demi kebaikan kamu, Jihadlah!
Kalau di Al-Qur’an terdapat kisah2x tentang perang, Kitab Mahabarata adalah kitab yg berisi peperangan antara Pandawa dan Kurawa. Kitab setebal ribuan halaman itu isinya hanya kisah peperangan.
Bhagavat Gita –> adalah berisi nasihat Sri Krisna kepada Arjuna di medan pertempuran
Bhagavat Gita Ch.1 V. 42-46 –> Arjuna berkata pada Sri Krisna kalau ia lebih baik mati tak bersenjata tanpa perang daripada harus membunuh saudara sepupu (Kurawa)
Bhagavat GitaCh. 2 : 2 –> Krisna berkata, “Oh Arjuna kenapa pikiran kotor itu bisa masuk ke dalam benakmu? Kalau engkau enggan berperang, engkau tidak akan masuk surga, kenapa engkau berkata seperti itu, itu bisa melemahkan hatimu.”
Bhagavat Gita Ch. 2 : V.31-33 –> Hai Arjuna, kamu ini satria, kamu harus berperang. Dengan begitu engkau akan masuk surga, mereka tidak.

Simplestory said...

Rukun Islam dalam Hindu

Hadits Bukhari Vol 1 kitab Iman hadits no 8 menyatakan : Islam itu terdiri atas 5 tiang : Syahadat, Sholat, puasa, zakat, haji.

Syahadat –> kesaksian bahwa tiada Tuhan selain Allah (konsep Tuhan yang Esa) dan Muhammad adalah utusan Allah. Di atas sudah dibuktikan bahwa konsep Tuhan yang Esa memang ada dalam Hindu. Dan tentang Muhammad adalah utusan Tuhan juga sudah pernah kita bahas di tulisan “Muhammad adalah nabi umat Hindu?”
Sholat –> kegiatan utama dlm sholat adalah bersujud, seperti terdapat pada : QS. Ali-Imron(3) : 43 dan QS. Al-Hajj(22) : 77. Dalam Hindu ada banyak bentuk peribadatan, salah satunya disebut “Shastang” yg artinya menyembah dg 8 anggota badan. Bila kita perhatikan sujud juga dilakukan dg 8 anggota badan, yaitu : dahi, hidung, 2 telapak tangan, 2 lutut, dan 2 kaki. Jadi dalam Hindu juga ada konsep beribadah dg bersujud seperti dalam sholat.
Zakat –> Rigveda Bk. 10 Hymn 117 ayat 5 menjelaskan tentang berderma.
Puasa –> Manusmriti Ch. 4 ayat 222 dan Manusmriti Ch. 6 ayat 24 menyebutkan tentang puasa
Rigveda Bk. 3 Hymn 29 ayat 4 menyebutkan tentang “Ilaspad” yg artinya adalah juga baitullah. Dan juga dikatakan berada ditengah2x dunia “prathvi”. Dan kita tahu letak Mekkah ada ditengah dunia pada daerah garis Katulistiwa. Hal yg sama Juga disebut pada Rigveda Bk. 1 Hymn 128 V. 1
Jadi ternyata dalam Hindu juga terdapat konsep yang mirip dg Rukun Islam.

Kembali ke ajaran kitab suci

Sumber referensi pada akhir ceramahnya menyampaikan suatu hal yang sangat menarik tentang ajakan untuk kembali ke kitab suci sebagai dasar utama ajaran agama. Karena hanya dengan kembali ke kitab suci-lah seseorang dapat menemukan esensi sebenarnya dari ajaran agamanya yg mungkin saja tidak pernah diketahuinya karena minimnya akses umat ke kitab suci, dan selama ini hanya menerima saja apa yg diberikan oleh pemimpin agama mereka. Masalahnya adalah banyaknya para pemuka agama yg melarang umatnya untuk membaca kitab suci, membuat terhalangnya umat untuk memahami kitab sucinya.

Islam yg tidak mengenal konsep kependetaan sebagai perantara antara umat dan Tuhannya dapat menjadi contoh yg bagus dimana justru dengan tidak adanya konsep kependetaan itu membuat umat Islam mempunyai akses terhadap kitab sucinya jauh lebih besar dibandingkan umat2x agama lainnya.

Ia juga berpendapat, seperti umat Islam yg tetap menjaga bahasa arab dalam Al-Qur’an, seharusnya umat Hindu juga menghidupkan lagi bahasa Sansekerta sebagai alat untuk memahami kitab sucinya, karena seperti yg sudah sering berhasil ia buktikan dalam berbagai diskusi agama, sebuah kitab suci akan lebih dapat dipahami dg benar apabila ia dibaca dan dipahami melalui bahasa aslinya. Ia mengatakan, Jika orang Hindu memahami kitab sucinya dg baik, mereka akan menemukan bahwa kitab suci Hindu dan Islam sama berbicara tentang Tuhan yg satu, mereka akan punya misi yg sama seperti yg dikatakan oleh nabi Muhammad, dan mereka akan percaya adanya kehidupan setelah kematian.

Simplestory said...

Beberapa pertanyaan yg mungkin timbul dari apa yg dipaparkan di atas tadi adalah :

Kalau ternyata banyak ajaran yg sama antara Hindu dan Islam, apakah itu berarti bahwa umat Hindu juga bisa disebut Ahlul Kitab? Jawaban ini mungkin bisa mewakili : “Dalam pandangan Islam, mungkin saja kitab Hindu adalah dari Tuhan dan tokoh2xnya adalah nabi utusan Tuhan. Tapi andaikata itu benar, itu hanya untuk masa lalu, setelah nabi Muhammad datang dg ajarannya, itulah yg harus diikuti..”. Dalam ajaran Islam jelas menyatakan bahwa pada masa sebelum Al-Qur’an dan nabi Muhammad, sudah terdapat ajaran dan kitab2x suci dari Tuhan, tetapi setelah nabi Muhammad dan Al-Qur’an muncul, itulah versi terakhir dan terlengkap untuk menyempurnakan semua ajaran2x Tuhan yg telah diturunkan sebelumnya.

Lantas kalau agama Hindu itu memiliki banyak kesamaan dg Islam, apakah kita setuju dg pendapat bahwa semua agama adalah sama? Beberapa hal berikut bisa menjadi pertimbangan :

Kalau semua agama sama, tidak akan ada orang yg berdakwah untuk agamanya. Bahkan semua orang tidak akan keberatan untuk berpindah agama sebulan sekali misalnya. Tapi kenyataannya tidak mudah bagi seseorang untuk berpindah agama, termasuk mereka yg sering berteriak menyatakan bahwa semua agama adalah sama. Hanya mereka yg benar2x telah menemukan alasan yg benar2x kuat secara pribadi-lah yg mampu melakukannya.
Mengatakan semua agama sama adalah seperti menanyakan 2+2 = berapa? apakah 2, 3, atau 4?, lalu ada orang yg menjawab bahwa semuanya benar. Hal ini tentu saja tidak benar. Dari sekian banyak agama pasti ada yg 100% firman Tuhan. Tidak masalah mana yg seorang percayai kalau ia yakin pilihannya adalah 100% benar, karena itu adalah haknya. Tapi karena perbedaan itu pasti ada, cara terbaik mengetahui mana yg paling baik dan paling benar, adalah dg mengumpulkan semua kitab suci agama2x dan mempelajarinya, kemudian memilih yg paling baik dan paling benar diantaranya.
Maka kalau kita ingin mengetahui apakah semua agama memang sama, atau apakah semua agama memang beda dan ingin mengetahui yg paling benar diantaranya (dan ini merupakan hak setiap orang), jalan satu-satunya adalah dengan mempelajari dan mendalami perbandingan agama dg mencari tahu sebanyak mungkin ajaran2x utama dari berbagai agama (nomor 1 adalah dari kitab sucinya) dan mengadakan studi komparatif secara ilmiah terhadapnya. Karena kalau kita juga mempelajari agama2x lain untuk mencari kebenaran yg merupakan hak semua orang, maka insyaallah Tuhan juga akan menunjukkannya pada kita.
-rkh-

“Tulisan ini dibuat bukan untuk menggali perpecahan, tetapi justru untuk menanam kebersamaan sesuai dg tema ceramah dari sumber referensi yg dg ceramahnya itu berharap agar umat kedua agama dapat melihat sebuah inti persamaan dalam agama mereka, sehingga mereka akan lebih mudah untuk bersatu (hal ini didasarkan pada kerapnya terjadi pertikaian antara kedua pemeluk agama tsb di India sana).”

“Tentu saja orang boleh berbeda pendapat asal dapat menyikapinya secara baik dan dewasa. Semoga dapat berguna bagi kita semua dalam pencarian kebenaran yg hakiki.”

Referensi :

- Ceramah dr. Zakir Abdul Karim Naik, seorang ulama perbandingan agama terkenal dari India, dalam topik : “Persamaan antara Hindu dan Islam”
-
Bayt al-Hikmah Institute
Research & Development Center for Philosophy, Science, Civilizations and SPiritualism

Simplestory said...

saya menyajikan ini tidak bertujuan untuk merendahkan kredibelitas saudara-saudara HINDU, melainkah hanya untuk membuka wawasan akan apa yang sebenarnya terjadi.

Taxi Nusa Penida Tour said...

brarti anda tau kejadia2 terciptanya bumi waow brapa umur anda sekarang? sampai tau semua nya.jangan2 duluan anda yg lahir daripa bumi wkwkwk

Unknown said...

Semuanya sok tau... wkwkwkw... !!!


"Om Samaniwah akusih samaniwah dayaniwah, samanamas to va mano Jatihva susaha sati."

OM Hyang widhi, satukanlah kami dalam pemikiran, dalam pendapat, dalam
perkataan, serta pelaksanaan yang berdasarkan mufakat, seperti halnya para Deva
yang bersatu padu dalam membangun sorga kehidupan.